BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia membuka perdagangan Jumat dengan koreksi turun setelah mengalami kenaikan selama sembilan hari berturut-turut. Pada pembukaan hari ini, harga minyak mentah WTI mengalami penurunan sebesar 0,10% ke posisi US$86,78 per barel, sementara harga minyak mentah Brent turun 0,14% ke posisi US$89,79 per barel.
Penurunan ini terjadi setelah dua minggu reli harga minyak yang kuat, yang akhirnya terhenti. Pada sesi perdagangan sebelumnya, minyak WTI turun 0,77% menjadi US$86,87 per barel, sementara minyak Brent anjlok 0,75% menjadi US$89,92 per barel.
Salah satu alasan dari penurunan ini adalah adanya sinyal peringatan tentang melemahnya permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang. Ini terjadi setelah kenaikan harga minyak WTI selama sembilan sesi berturut-turut dan kenaikan harga Brent selama tujuh sesi berturut-turut.
Sebelumnya, harga minyak juga melonjak setelah Arab Saudi dan Rusia, dua eksportir minyak terbesar dunia, memperpanjang pengurangan pasokan secara sukarela hingga akhir tahun. Pemotongan pasokan ini merupakan tambahan dari pemotongan produksi yang disepakati oleh beberapa produsen OPEC+ yang akan berlaku hingga akhir tahun 2024.
Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat juga memengaruhi harga minyak. Kekuatan dolar AS membuat mata uang lainnya, seperti yen, euro, dan sterling, melemah, sehingga meningkatkan biaya pembelian minyak bagi pemegang mata uang selain dolar.
Di sisi lain, data ekonomi Tiongkok juga menjadi perhatian pasar. Meskipun ekspor secara keseluruhan Tiongkok turun 8,8% pada bulan Agustus tahun ke tahun, impor minyak mentah justru mengalami lonjakan sebesar 30,9%. Namun, kekhawatiran tentang peningkatan produksi minyak dari Iran dan Venezuela dapat membatasi kenaikan harga minyak.
Meskipun demikian, permintaan minyak di AS tetap kuat, dengan stok minyak mentah yang terus menurun selama empat minggu berturut-turut, mengalami penurunan lebih dari 6% dalam sebulan terakhir, menurut data pemerintah AS. Namun, para pelaku pasar perlu mempertimbangkan risiko terkait permintaan, terutama menjelang kuartal keempat saat pasar kemungkinan akan melambat setelah musim konsumsi minyak musim panas berakhir.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.