PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), perusahaan yang menjadi calon emiten dalam Grup Bakrie, siap untuk melakukan ekspansi setelah melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Anindya Bakrie, Komisaris Utama VKTR Teknologi Mobilitas, mengungkapkan bahwa perusahaan akan melakukan ekspansi dengan menambah pabrik dan meningkatkan pangsa pasar di segmen bus dan truk listrik.
Dengan demikian, VKTR akan fokus pada bisnis kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) dalam sektor heavy mobility seperti bus dan truk. Anindya menyatakan, “Ke depan, vektor fokus ke bisnis EV dibidang heavy mobility seperti bus dan truk. Kami sudah buktikan dengan penjualan yang ada terutama dengan TransJakarta.”
Selain itu, perusahaan juga berencana untuk melakukan ekspansi ke tempat lain ketika pasar sudah siap. Anindya menambahkan, “Ke depan selain TransJakarta akan ada ekspansi ke tempat lain ketika market-marketnya siap. Kami sudah melakukan pengujian di berbagai tempat seperti Bali, Aceh, dan Semarang.”
Meskipun demikian, Anindya mengakui bahwa bisnis truk listrik dianggap lebih menarik. Hal ini dikarenakan jumlahnya lebih banyak dan penjualannya dapat dilakukan secara Business to Business (B2B). Sedangkan penjualan bus lebih cenderung dilakukan kepada pemerintah daerah atau Business to Government (B2G).
Sebelumnya, anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), yaitu PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, berencana untuk menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan target dana segar sebesar Rp 1,13 triliun. Perusahaan ini bergerak dalam perdagangan mobil baru dan sepeda motor baru yang berbasis kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Menurut informasi dari laman e-ipo pada Jumat (26/5/2023), VKTR Teknologi Mobilitas akan melepas 8,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran saham berkisar antara Rp 100 hingga Rp 130 per saham, dengan harapan untuk mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,13 triliun.
Selain itu, perusahaan juga akan meluncurkan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau ESA) dengan jumlah maksimum 1 persen dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum, atau sebanyak-banyaknya 87.500.000 saham. VKTR juga akan meluncurkan Program MSOP (Management Stock Option Program atau MSOP) dengan jumlah maksimum 1.312.500.000 saham atau sebanyak-banyaknya 2,9 persen dari jumlah modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah IPO saham, ESA, dan MSOP.
PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Ciptadana Sekuritas Asia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk telah ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek oleh perusahaan, sementara penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.