PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), emiten CPO yang dimiliki oleh TP Rachmat, mengumumkan transaksi afiliasi yang melibatkan entitas anaknya di sektor pertambangan, yaitu PT Kedap Sayaaq Dua.
Dalam pengumuman kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk, Joni Tjeng, menjelaskan tentang peningkatan modal yang dilakukan oleh PT Kedap Sayaaq Dua (KSD), yang merupakan perusahaan terkendali dari TAPG. Transaksi ini dilakukan pada 16 Juni 2023 dengan penyuntikan dana sebesar Rp250 miliar.
TAPG menegaskan bahwa transaksi ini tidak berdampak material dan tidak mengubah kepemilikan perusahaan terhadap PT Kedap Sayaaq Dua (KSD).
[tv-chart symbol=”IDX:TAPG” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Perusahaan telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp920 miliar untuk tahun ini. Hal ini merupakan peningkatan dari anggaran capex tahun sebelumnya, yaitu Rp660 miliar, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Triputra Agro Persada, Tjandra Karya Hermanto.
Tjandra menjelaskan bahwa sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk infrastruktur pendukung operasional dan produksi. Dalam rinciannya, 37% capex akan digunakan untuk pengadaan kendaraan dan alat berat, 27% untuk pembangunan perumahan, 10% untuk kebutuhan pabrik, 7% untuk tanaman, dan 19% sisanya untuk kebutuhan lainnya.
Perusahaan fokus pada pengembangan infrastruktur dan perumahan guna menunjang kelancaran proses produksi.
Selama kuartal I-2023, realisasi belanja modal perseroan mencapai 20% atau sekitar Rp184 miliar. Realisasi capex akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun.
TAPG memproyeksikan pertumbuhan produksi sawit pada tahun 2023 tidak akan sebesar tahun 2022 karena adanya kondisi iklim El Nino. Oleh karena itu, perusahaan memperkirakan pertumbuhan produksi akan berada pada angka single digit.