BeritaInvestor.id – Prospek pasar saham Indonesia semakin menarik dengan prediksi bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.600 pada paruh kedua tahun 2023. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, salah satu perusahaan sekuritas terkemuka, mengungkapkan bahwa pencabutan status pandemi dan minimnya dampak dari kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Rate) menjadi faktor utama dalam prediksi ini.
Martha Christina, Kepala Informasi Investasi dari Mirae Asset, menyatakan bahwa target IHSG telah direvisi setelah sebelumnya ditetapkan pada level 7.700 hingga akhir tahun ini. Penurunan target menjadi 7.600 masih menarik dan tetap memberikan potensi keuntungan bagi investor. Valuasi IHSG saat ini berada pada 13,6x nilai rasio harga saham per laba (23F P/E ratio) berdasarkan prediksi untuk tahun 2023. Angka ini lebih murah dibandingkan dengan indeks saham utama negara tetangga seperti FTSE Bursa Malaysia dan SET Thailand yang masing-masing berada pada 13,4x dan 16,3x. Hal ini menjadikan IHSG sebagai indeks saham yang tergolong murah dan menarik dibandingkan dengan indeks saham di negara berkembang lainnya.
Martha juga menekankan bahwa investor tidak perlu khawatir terhadap dampak kenaikan Fed Rate yang diperkirakan akan naik hingga 5,75 persen dari posisi saat ini 5 persen – 5,25 persen. Menurutnya, investasi asing di pasar saham dan obligasi Indonesia telah terkendali dengan baik. Meskipun kenaikan Fed Rate dapat mempengaruhi arus dana investor asing keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dampaknya tidak akan signifikan. Hal ini disebabkan oleh proporsi investasi asing yang saat ini masih rendah dalam pasar saham dan obligasi Indonesia. Transaksi harian pasar saham yang dilakukan oleh investor asing hanya sebesar 35 persen, sedangkan kepemilikan investor asing pada surat berharga negara (SBN) rupiah hanya sebesar 15 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan 45 persen dan 35 persen pada 10 tahun yang lalu saat terjadi “taper tantrum”. Fenomena “taper tantrum” terjadi pada tahun 2013 setelah bank sentral AS mengurangi stimulus (tapering off), yang menyebabkan kenaikan nilai tukar dolar AS.
[tv-chart symbol=”IDX:composite” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Selain pencabutan status pandemi dan minimnya dampak kenaikan suku bunga, Martha juga menyebutkan beberapa faktor lain yang mendukung optimisme terhadap IHSG. Faktor-faktor tersebut meliputi peningkatan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI), keadaan makroekonomi seperti neraca berjalan dan cadangan devisa valas, potensi kenaikan tingkat produktivitas masyarakat, potensi kenaikan harga komoditas pertanian (soft commodities), dan valuasi IHSG yang masih tergolong murah.
FDI meningkat signifikan setelah adanya larangan ekspor nikel. Peningkatan produktivitas masyarakat dapat dicapai dengan mengurangi jumlah hari libur, yang berpotensi meningkatkan produktivitas sebesar minimal 10 persen. Harga komoditas pertanian, termasuk CPO, diperkirakan akan naik jika fenomena El Nino (kemarau) terjadi lebih awal dari perkiraan.
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga memberikan rekomendasi beberapa saham pilihan, antara lain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Dengan proyeksi IHSG menuju level 7.600 dan kondisi pasar yang semakin menarik, para investor dapat mempertimbangkan potensi investasi di pasar saham Indonesia. Meskipun investasi selalu memiliki risiko, analisis dan rekomendasi dari perusahaan sekuritas seperti PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dapat menjadi panduan dalam membuat keputusan investasi yang cerdas dan berpotensi memberikan hasil yang menguntungkan. Perkembangan pasar dan respons investor terhadap faktor-faktor eksternal akan terus menjadi fokus utama dalam mengamati pergerakan IHSG di paruh kedua tahun 2023.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor