BeritaInvestor.id – Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), akan mengumumkan pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya hari ini dengan total nilai dividen mencapai Rp2,30 triliun. Jika mengacu pada jumlah total saham GGRM sebanyak 1,92 miliar lembar, maka dividen yang akan dibagikan setara dengan Rp1.200 per saham.
Pembagian dividen ini merepresentasikan dividend payout ratio (DPR) sebesar 83,04%, mengingat laba per saham GGRM pada tahun buku 2022 mencapai Rp1.445 per saham.
Dalam data per Juni 2023, PT Suryaduta Investama merupakan pemegang saham terbesar GGRM dengan kepemilikan sebanyak 1,33 miliar saham atau sebesar 69,29%. Oleh karena itu, PT Suryaduta Investama akan mendapatkan dividen sebesar Rp1,59 triliun.
Selain itu, PT Suryamitra Kusuma, yang memiliki 120,44 juta saham atau setara 6,26%, akan menerima dividen sebesar Rp144,53 miliar. Sedangkan pemegang saham publik (nonwarkat-scriptless) memiliki 330,14 juta lembar saham atau 17,16%, dan pemegang saham publik (dengan warkat) memiliki 140,35 juta lembar saham atau 7,29%.
Dalam informasi terkait, Susilo Wonowidjojo merupakan pemegang saham utama dari PT Suryaduta Investama. Dia juga menjabat sebagai Presiden Direktur Gudang Garam dan menjabat sebagai Presiden Direktur PT Suryamitra Kusuma serta Direktur PT Suryaduta Investama.
[tv-chart symbol=”IDX:GGRM” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Pada laporan keuangan tahunan GGRM tahun 2022, tercatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,77 triliun. Laba tersebut mengalami penurunan sebesar 50,4% dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai Rp5,60 triliun.
Penurunan laba tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 0,15% YoY, sementara beban pokok penjualan mengalami kenaikan sebesar 2,69% secara tahunan. Segmen penjualan sigaret kretek mesin di dalam negeri, yang merupakan kontributor terbesar, mengalami penurunan sebesar 0,11% dari Rp113,14 triliun pada 2021 menjadi Rp113,02 triliun pada 2022.
Di sisi lain, segmen sigaret kretek tangan mengalami pertumbuhan sebesar 2,56% YoY menjadi Rp8,76 triliun. Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan beban pokok penjualan adalah meningkatnya cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok yang dibayarkan oleh GGRM pada tahun 2022. Beban tersebut mencapai Rp97,59 triliun pada 2022, meningkat sebesar 7,12% YoY dibandingkan dengan 2021 yang mencapai Rp91,09 triliun.
Meskipun saham GGRM telah mengalami kenaikan sebesar 54,44% sejak awal tahun setelah mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir, investor tampaknya merespons dengan kurang antusias terhadap pengumuman pembagian dividen GGRM, sehingga saham perusahaan tercatat turun 2,71% menjadi Rp27.800 per saham pada penutupan perdagangan Senin (26/6).
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor