BeritaInvestor.id – PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) bersiap menggelar penawaran umum perdana (IPO) saham. Akan tetapi, saham yang ditawarkan bukanlah saham baru, melainkan saham milik pemegang saham lama.
Pemegang saham yang menjual sahamnya tersebut adalah PT Sungai Mas Minerals (SMM) dan PT Inti Mega Ventura (IMEV). Rencananya total saham yang dilepas sebanyak-banyaknya total 1.216.404.000 saham atau 20%.
Setelah IPO diperkirakan SMM jadi mempunyai 41% saham, sedangkan IMEV 38,18% saham. Sementara Michael dan Victor tetap menggenggam masing-masing 0,41% saham.
“Saham yang ditawarkan dalam rangka penawaran umum perdana saham ini seluruhnya adalah saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham penjual,” jelas manajemen NICE dalam prospektus awal perseroan, Jumat (15/12/2023).
Adapun harga penawaran awal (bookbuilding) di kisaran Rp 430-530/saham. Sehingga nilai IPO divestasi ini minimum Rp 523,05 miliar dan maksimum Rp 644,69 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Trimegah Sekuritas, KB Valbury, dan UOB Kay Hian Sekuritas.
Masa penawaran awal pada 15-21 Desember 2023. Perkiraan masa penawaran umum pada 3-5 Januari 2024, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2024.
LX International Corp Akuisisi Saham NICE
Namun, sebelum IPO tersebut tuntas, NICE akan diakuisisi oleh LX International Corp (LXI) atau entitas yang ditunjuk oleh LXI (pembeli) berdasarkan CSPA tanggal 2 November 2023.
Pengambilalihan perseroan tersebut akan dilakukan oleh PT Energi Battery Indonesia (EBI) sebagai entitas yang ditunjuk oleh LXI yang merupakan anak perusahaan LXI yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh LXI, dengan harga penawaran dari penawaran umum perdana saham perseroan dan dilaksanakan segera setelah perseroan tercatat di BEl atau paling lambat 5 hari kerja setelah saham perseroan tercatat dan diperdagangkan di BEI berdasarkan surat pernyataan dari LXI tertanggal 6 Desember 2023 yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari CSPA.
Pengendali perseroan saat ini adalah Herman Herry Adranacus. Ia merupakan pemegang 80% saham PT Dwidaya Mega Investama (DMI). Di mana DMI adalah pemegang 99% saham SMM.
Adapun setelah pengambilalihan saham perseroan, LXI melalui EBI akan menjadi pengendali baru perseroan dan akan terjadi perubahan pengendali dan pemilik manfaat akhir dari perseroan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor