BeritaInvestor.id – Emiten saham semen pelat merah, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), siap untuk menghadapi pertumbuhan yang lebih baik berkat proyek-proyek yang terkait dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Proyek-proyek IKN yang akan dipercepat guna mencapai target di tahun 2024 diharapkan akan memberikan dorongan kepada kinerja SMGR di sisa tahun 2023.
Pada umumnya, penjualan semen cenderung meningkat di akhir tahun. Limartha Adiputra, seorang analis dari UOB Kayhian Sekuritas, meyakini bahwa SMGR akan terus mencatatkan kinerja yang positif hingga tahun depan. Hal ini didukung oleh pemulihan permintaan akan semen. SMGR juga telah berhasil mengamankan sepenuhnya pasokan batubara untuk pasar dalam negeri sesuai dengan kewajiban domestic market obligasition (DMO).
Limartha menjelaskan, “Kami memperkirakan, SMGR akan mencatatkan volume penjualan, laba bersih, dan pertumbuhan margin yang lebih tinggi pada tahun 2023-2024.”
Menurut analis tersebut, SMGR berhasil mengamankan pasokan batubara dengan harga DMO, yang memberikan fleksibilitas untuk meningkatkan volume penjualan ekspor SMGR menjadi sekitar 7,8 hingga 7,9 juta ton pada tahun 2023.
Secara nasional, analis Samuel Sekuritas, Daniel Widjaja, melihat potensi peningkatan penjualan semen pada semester kedua tahun 2023, terutama di kuartal terakhir. Ini terjadi secara musiman, terutama menjelang akhir tahun, ketika pemerintah sering mengalokasikan anggaran untuk sektor infrastruktur.
“Dengan menjelang tahun pemilu, proyek-proyek era Jokowi, khususnya yang terkait dengan IKN, akan dipercepat,” kata Daniel.
Daniel mencatat bahwa penjualan semen domestik tumbuh sekitar 35% secara kuartalan dan 15% secara tahunan di kuartal ketiga tahun 2023. Pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh adanya momentum Ramadan dan musim panas yang lebih panjang, yang membantu dalam distribusi semen.
Selain itu, penjualan semen curah (bulk) juga tumbuh sebesar 10% secara tahunan di kuartal ketiga, dengan kontribusi yang meningkat hingga mencapai 30%.
Menurut Daniel, peningkatan volume penjualan semen curah mengindikasikan bahwa penjualan semen untuk kebutuhan konstruksi di Kalimantan mengalami peningkatan, dan ini memberikan prospek positif bagi emiten semen seperti SMGR, yang merupakan perusahaan pelat merah.
“SMGR, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pasti akan mengamankan kontrak terlebih dahulu dibandingkan dengan perusahaan swasta,” tambahnya.
Sementara biaya bahan baku tidak dianggap akan berdampak signifikan karena SMGR telah mengamankan pasokan batubara dengan harga DMO, ada faktor lain yang perlu diawasi, yaitu kenaikan harga minyak dunia yang mungkin akan meningkatkan biaya distribusi.
Muhammad Gibran, seorang analis dari Ciptadana Sekuritas Asia, telah merevisi target pendapatan SMGR di tahun 2023-2024 menjadi Rp 39 triliun dan Rp 40 triliun, serta perkiraan laba kotor menjadi Rp 12,1 triliun untuk tahun 2023 dan Rp 12,4 triliun di tahun 2024.
Gibran merekomendasikan pembelian saham SMGR dengan target harga Rp 9.400 per saham, sementara Limartha menyarankan beli saham SMGR dengan target harga Rp 9.200 per saham.
Daniel tetap memberikan rekomendasi beli dengan target harga yang sedikit lebih rendah, yaitu Rp 7.925 per saham. Pada penutupan perdagangan saham pada hari Kamis, harga saham SMGR berada di level Rp 6.475 per saham.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor