BeritaInvestor.id – Industri kelapa sawit di Indonesia semakin menunjukkan tren positif dengan adanya rencana pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) oleh Sub Holding PalmCo. Empat perusahaan yang terlibat dalam pembentukan PalmCo, yaitu PTPN IV, PTPN V, PTPN VI, dan PTPN XIII, telah mengalami peningkatan produksi dalam tiga tahun terakhir.
Menurut Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, peningkatan kinerja operasional ini juga diikuti oleh indikator utama lainnya seperti produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, produktivitas TBS, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan rendemen CPO. Hal ini menjadi landasan kuat untuk membentuk PalmCo.
Data perusahaan menunjukkan bahwa PTPN IV, yang akan menjadi induk merger, telah mencatatkan kinerja positif dalam beberapa tahun terakhir. Produksi TBS pada tahun 2020 sebanyak 2.572,59 juta ton, naik menjadi 2.756,47 juta ton pada tahun 2021, dan mencapai 2.650,91 juta ton pada tahun 2022. Demikian pula, produktivitas TBS juga mengalami peningkatan dari 21.424 ton/ha pada tahun 2020 menjadi 23.004 ton/ha pada tahun 2021, dan mencapai 23.020 ton/ha pada tahun 2023.
[tv-chart symbol=”CPO1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
PTPN V, salah satu perusahaan pembentuk PalmCo di Riau, juga menunjukkan tren positif. Produktivitas TBS mencapai 23,88 ton/ha pada tahun 2022, naik menjadi 24,02 ton/ha pada tahun 2021, dan 24,05 ton/ha pada tahun 2022. Produksi CPO juga mengalami peningkatan dari 544,02 ribu ton pada tahun 2020 menjadi 574,8 ribu ton pada tahun 2021, dan 578,91 ribu ton pada tahun 2022. Rendemen CPO pun meningkat berturut-turut, yaitu 21,39% pada tahun 2020, 21,55% pada tahun 2021, dan 21,89% pada tahun 2022.
Selain itu, PTPN III Operasional Medan juga berhasil mencatatkan peningkatan produksi TBS dari 2,41 juta ton pada tahun 2020 menjadi 2,51 juta ton pada tahun 2021, dan 2,58 juta ton pada tahun 2022. Produktivitas TBS juga meningkat dari 24 ton/ha pada tahun 2020 menjadi 24,73 ton/ha pada tahun 2021, dan mencapai 25,4 ton/ha pada tahun 2023. Produksi CPO PTPN III juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari 579.729 ton pada tahun 2020 menjadi 607.451 ton pada tahun 2021, dan 623.748 ton pada tahun 2022.
PTPN VI di Jambi dan PTPN XIII di Kalimantan juga tidak kalah dalam peningkatan produksi kelapa sawit. PTPN VI mencatatkan produksi TBS berturut-turut sebesar 527 juta ton, 565 juta ton, dan 669 juta ton pada tahun 2020, 2021, dan 2022. Sementara itu, PTPN XIII berhasil meningkatkan produksi TBS dari 384.830,84 ton pada tahun 2020 menjadi 395.210,72 ton pada tahun 2021, dan 402.582,54 ton pada tahun 2022. Produktivitas TBS di PTPN XIII juga meningkat dari 12,41 ton/ha pada tahun 2020 menjadi 12,72 ton/ha pada tahun 2021, dan mencapai 13,2 ton/ha pada tahun 2022.
Dengan tren positif ini, PalmCo memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan hilirisasi kelapa sawit guna memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri. Hal ini sejalan dengan Proyek Strategis Nasional yang mendorong ketahanan pangan dan energi hijau. Melalui IPO PalmCo, diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak dan gas serta mendorong transisi ke energi hijau, sesuai dengan tren global yang memperhatikan aspek ramah lingkungan.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor