BeritaInvestor.id – Pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025), rupiah memiliki peluang untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik. Hal ini dipicu oleh sentimen pasar global yang positif seiring dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, yang juga akan diikuti oleh pertemuan Federal Reserve untuk membahas kebijakan bunga acuan.
Sentimen Pasar Global Membaik
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) kemarin ditutup melemah di angka 103,37, memberi peluang bagi rupiah di pasar offshore. Kontrak forward di pasar internasional bergerak menguat, berada di kisaran Rp16.375/US$, setelah sebelumnya melemah di Rp16.383/US$. Posisi ini juga lebih kuat dibandingkan rupiah spot kemarin yang ada di Rp16.400/US$.
Beberapa mata uang Asia seperti won, baht, dan dolar Hong Kong juga mengalami penguatan pagi ini, meski yuan offshore dan yen Jepang masih melemah.
Data Ekonomi Positif dari AS dan China
Data penjualan ritel di AS menunjukkan perbaikan pada Februari, yang mengisyaratkan risiko resesi mungkin berkurang. Di sisi lain, data dari China, termasuk penjualan ritel dan pertumbuhan investasi, juga melampaui ekspektasi. Namun, penurunan investasi properti masih menjadi kekhawatiran. Xinhua melaporkan bahwa otoritas Tiongkok berencana untuk mengeluarkan kebijakan guna meningkatkan konsumsi.
Kekhawatiran di Pasar Domestik
Walau ada optimisme global, rupiah masih terbebani oleh sentimen negatif di dalam negeri. Investor asing melanjutkan penjualan saham senilai US$ 54,2 juta atau hampir Rp900 miliar, dan pada pekan lalu, mereka melepas surat utang Indonesia bernilai Rp3,83 triliun. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi semakin nyata dengan survei konsumen yang buruk dan kinerja penjualan ritel yang lesu. Data impor barang konsumsi menunjukkan penurunan tajam, setelah mencapai puncak pada Desember lalu.
Surplus Neraca Perdagangan yang Masih Positif
Meskipun ada tantangan, neraca perdagangan masih mencatat surplus meski mengecil menjadi US$ 3,11 miliar pada Februari. Ini membawa total surplus kuartal 1-2025 menjadi Rp6,61 miliar, yang dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Jika surplus pada Maret bisa mencapai US$ 2 miliar atau lebih, maka defisit neraca perdagangan kuartal 1-2025 bisa menyusut menjadi -0,55% dari Produk Domestik Bruto. Para analis dari Mega Capital Sekuritas memprediksi rupiah dapat menguat ke level Rp16.100/US$ pada kuartal II-2025.
Pergerakan Teknikal Rupiah
Secara teknis, rupiah berpotensi menguat tetapi terbatas dengan resistance terdekat di level Rp16.380/US$ dan selanjutnya di Rp16.350/US$. Saat ini, rupiah mendekati level support di Rp16.440/US$, yang menandakan pelemahan mungkin tertahan. Jika support tersebut tembus, level selanjutnya adalah Rp16.500/US$ dan Rp16.550/US$.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.