BeritaInvestor.id – Harga emas diprediksi tetap tinggi selama tahun ini karena ketidakpastian global, terutama akibat sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan China. PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI), anak perusahaan BUMN Danareksa, menyebut emas tetap menjadi aset ‘safe haven’ favorit untuk menghindari fluktuasi pasar. Direktur Utama KBI Budi Susanto memproyeksikan harga emas dunia bisa mencapai US$3.500 hingga US$3.600 per troy ons pada 2025, sejalan dengan perkiraan JP Morgan.Analisis Dampak Geopolitik
Budi menegaskan kebijakan tarif AS terhadap China menjadi penentu utama kenaikan harga emas. ‘Jika perang tarif belum mereda, emas tetap jadi pilihan aman. Sebaliknya, apabila ada kesepakatan, harga bisa stabil atau turun,’ katanya. Kondisi ini memicu masyarakat beralih ke instrumen seperti forex dan saham saat ketidakpastian menghilang.Pertumbuhan Transaksi Emas di Indonesia
Pada 2024, PT KBI mencatat lonjakan transaksi sebesar 120% (yoy), dengan laba bersih naik 22%. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya permintaan akan emas fisik dan digital. ‘Kami mendukung pertumbuhan lewat ekspansi layanan kliring dan resi gudang,’ kata Budi, menambahkan nilai transaksi komoditas mencapai Rp2,87 triliun.Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.