BeritaInvestor.id – Prajogo Pangestu, Komisaris Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT), sekali lagi menunjukkan komitmennya terhadap perusahaan dengan meningkatkan kepemilikan sahamnya. Dalam sebuah pengumuman kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa Prajogo Pangestu membeli 4,6 juta lembar saham BRPT pada tanggal 5 dan 6 September 2023, dengan harga rata-rata sekitar Rp1.154 per lembar saham.
Dengan pembelian ini, Prajogo Pangestu kini menguasai sebanyak 66.727.962.073 lembar saham BRPT, atau setara dengan 71,179% dari total saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Tujuan dari pembelian saham ini adalah untuk berinvestasi dengan status kepemilikan saham secara langsung.
BRPT, yang didirikan oleh Prajogo Pangestu pada tahun 1979 dan go public pada tahun 1993, adalah perusahaan yang memiliki beberapa anak usaha utama, termasuk Chandra Asri, Star Energy, Indo Raya Tenaga (konsorsium dengan PLN), dan Griya Idola.
Dalam bisnis petrokimianya, BRPT mengoperasikan pabrik naphta cracker terbesar dan terintegrasi di Indonesia, menjadi satu-satunya dalam kelasnya. Saat ini, BRPT sedang merencanakan untuk menggandakan kapasitas produksinya dengan membangun kompleks petrokimia kedua.
Selain itu, melalui anak usahanya, Star Energy, Barito Pacific mengoperasikan pabrik penghasil tenaga geothermal terbesar ketiga di dunia dengan kapasitas terpasang mencapai 875 MW di tiga aset operasi.
Tidak hanya itu, BRPT juga melaporkan lonjakan laba bersih yang mencapai 243,43% pada paruh pertama tahun 2023. Laba bersih per Juni 2023 mencapai US$ 30,36 juta atau setara dengan Rp 458,99 miliar, dibandingkan dengan laba bersih US$ 8,84 juta pada tahun 2022. Meskipun pendapatannya turun 14,9% menjadi US$ 1,37 miliar, BRPT berhasil mengurangi beban pokok kontrak dan pendapatan, yang turun sebesar 22,3% menjadi US$ 1,08 miliar.
Sementara pendapatan BRPT didominasi oleh segmen petrokimia, terutama melalui anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), perusahaan ini juga memiliki beragam sumber pendapatan lainnya, termasuk dari sektor energi dan sumber daya. Dengan posisi keuangan yang kuat, BRPT tetap menjadi salah satu pemain utama di industri petrokimia dan energi di Indonesia.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor
BeritaInvestor.id – Prajogo Pangestu, Komisaris Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT), sekali lagi menunjukkan komitmennya terhadap perusahaan dengan meningkatkan kepemilikan sahamnya. Dalam sebuah pengumuman kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa Prajogo Pangestu membeli 4,6 juta lembar saham BRPT pada tanggal 5 dan 6 September 2023, dengan harga rata-rata sekitar Rp1.154 per lembar saham.
Dengan pembelian ini, Prajogo Pangestu kini menguasai sebanyak 66.727.962.073 lembar saham BRPT, atau setara dengan 71,179% dari total saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Tujuan dari pembelian saham ini adalah untuk berinvestasi dengan status kepemilikan saham secara langsung.
BRPT, yang didirikan oleh Prajogo Pangestu pada tahun 1979 dan go public pada tahun 1993, adalah perusahaan yang memiliki beberapa anak usaha utama, termasuk Chandra Asri, Star Energy, Indo Raya Tenaga (konsorsium dengan PLN), dan Griya Idola.
Dalam bisnis petrokimianya, BRPT mengoperasikan pabrik naphta cracker terbesar dan terintegrasi di Indonesia, menjadi satu-satunya dalam kelasnya. Saat ini, BRPT sedang merencanakan untuk menggandakan kapasitas produksinya dengan membangun kompleks petrokimia kedua.
Selain itu, melalui anak usahanya, Star Energy, Barito Pacific mengoperasikan pabrik penghasil tenaga geothermal terbesar ketiga di dunia dengan kapasitas terpasang mencapai 875 MW di tiga aset operasi.
Tidak hanya itu, BRPT juga melaporkan lonjakan laba bersih yang mencapai 243,43% pada paruh pertama tahun 2023. Laba bersih per Juni 2023 mencapai US$ 30,36 juta atau setara dengan Rp 458,99 miliar, dibandingkan dengan laba bersih US$ 8,84 juta pada tahun 2022. Meskipun pendapatannya turun 14,9% menjadi US$ 1,37 miliar, BRPT berhasil mengurangi beban pokok kontrak dan pendapatan, yang turun sebesar 22,3% menjadi US$ 1,08 miliar.
Sementara pendapatan BRPT didominasi oleh segmen petrokimia, terutama melalui anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), perusahaan ini juga memiliki beragam sumber pendapatan lainnya, termasuk dari sektor energi dan sumber daya. Dengan posisi keuangan yang kuat, BRPT tetap menjadi salah satu pemain utama di industri petrokimia dan energi di Indonesia.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor