BeritaInvestor.id – Presiden Prabowo Subianto ingin mendapatkan tambahan pendapatan sebesar US$90 miliar atau sekitar Rp1.471 triliun setiap tahun dari shadow economy atau ekonomi bawah tanah. Ekonomi bawah tanah berarti aktivitas ekonomi yang tidak dilaporkan atau tidak membayar pajak.
Target Ambisius dari Shadow Economy
Menurut Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, pendapatan tambahan tersebut setara dengan 6% dari total perekonomian Indonesia yang kini diperkirakan mencapai US$1,5 triliun. “Ini adalah target dari Presiden Prabowo untuk meningkatkan pendapatan sebesar US$90 miliar setiap tahun dalam beberapa tahun mendatang. Kami percaya diri dengan beberapa program yang ada,” kata Hashim pada acara Indonesia Economic Summit.
Dia juga mengacu pada data dari Bank Dunia yang menunjukkan bahwa shadow economy Indonesia bisa mencapai 25% hingga 30% dari produk domestik bruto (PDB). Diproyeksikan, perekonomian Indonesia pada 2024 akan mencapai Rp22.139,0 triliun.
Strategi Memanfaatkan Teknologi
Hashim menambahkan bahwa pemerintah akan menggunakan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan, untuk meningkatkan penerimaan negara dari shadow economy. Harapannya, rasio penerimaan terhadap PDB Indonesia dapat setara dengan Kamboja dan Vietnam, yang saat ini memiliki rasio 18% dan 23% masing-masing. Saat ini, Indonesia baru mencapai 12,1% hingga 12,2% per tahun.
“Rasio penerimaan Indonesia adalah yang terendah di dunia,” tuturnya. “Kami bertekad untuk menanganinya dan bercita-cita mencapai rasio Kamboja, lalu Vietnam.”
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menjelaskan bahwa pemerintah mencari sumber pajak dari shadow economy. Presiden Prabowo telah mengintruksikan Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu untuk menggali potensi penerimaan negara yang belum terjamah. “Beliau meminta agar kami mencari penerimaan yang belum bisa diakses, baik yang bersifat ilegal, informal, maupun underground,” imbuhnya.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.