BeritaInvestor.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menaikkan rasio utang Indonesia hingga 50% dari produk domestik bruto (PDB) untuk mendanai berbagai program yang dijanjikan selama kampanye Pemilu. Hashim Djojohadikusumo, penasihat utama sekaligus saudara Prabowo, menyatakan bahwa peningkatan utang ini bisa dilakukan jika pemerintah mampu meningkatkan pendapatan pajak.
Hashim menyebutkan bahwa meski rasio utang terhadap PDB naik menjadi 50%, Indonesia masih bisa mempertahankan peringkat layak investasi, asalkan pendapatan pajak turut meningkat. “Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan menaikkan tingkat utang. Saya telah berbicara dengan Bank Dunia, dan mereka menyebutkan bahwa 50% adalah batas yang masih aman,” ungkap Hashim kepada Financial Times di London. Namun, Bank Dunia belum memberikan komentar terkait hal ini.
Batas Maksimal Rasio Utang
Saat ini, aturan yang ada menetapkan bahwa rasio utang terhadap PDB maksimal tidak boleh melebihi 60%. Hashim menegaskan bahwa kenaikan utang harus diimbangi dengan peningkatan pendapatan negara melalui pajak, cukai, royalti dari pertambangan, dan bea masuk. “Kami tidak ingin meningkatkan utang tanpa adanya peningkatan pendapatan,” tambahnya.
Perubahan Kebijakan dari Pemerintahan Jokowi
Rencana peningkatan utang ini menandai perubahan signifikan dari kebijakan fiskal konservatif Presiden Joko Widodo, yang telah berfokus pada penguatan sektor komoditas. Prabowo berencana mengalokasikan belanja besar untuk program makan siang gratis bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil, yang diperkirakan menelan biaya sebesar US$28 miliar.
Bantahan dari Tim Transisi Ekonomi
Namun, Thomas Djiwandono, anggota Tim Transisi Ekonomi Prabowo Subianto, membantah rencana peningkatan rasio utang hingga 50%. Menurutnya, isu ini hanyalah opini dan bukan posisi formal tim Prabowo. “Kami tidak pernah membahas target utang terhadap PDB sebagai kebijakan formal,” ujar Thomas kepada Bloomberg Technoz, Sabtu (15/6/2024). Thomas menegaskan bahwa Prabowo akan tetap memegang prinsip kehati-hatian fiskal.
Fokus pada Program Pangan dan Gizi
Ketua Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo–Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa Prabowo lebih berfokus pada penyesuaian program-programnya dalam APBN 2025, terutama terkait pangan dan gizi. “Berita atau wacana mengenai rencana Prabowo untuk menaikkan rasio utang hanyalah dinamika serta opini, bukan posisi formal kami,” kata Dasco.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor