BeritaInvestor.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan alasan di balik rencana Presiden Prabowo Subianto untuk meluncurkan bank emas atau bullion bank pada 26 Februari 2025. Menurutnya, tujuan utama peluncuran ini adalah untuk mencegah pengiriman emas dari Indonesia ke luar negeri. Saat ini, di Indonesia tidak ada bank yang menyimpan emas dalam neracanya. Hal ini membuat emas sering diekspor ke Singapura yang memiliki kebijakan pajak lebih menguntungkan bagi investor.
Pentingnya Bank Emas di Indonesia
Dengan diluncurkannya bullion bank, Indonesia diharapkan dapat memproduksi emas sebanyak 60 ton per tahun, khususnya dari daerah Gresik. Dengan adanya produksi dalam negeri, emas yang dihasilkan dapat disimpan di bank emas yang ada di dalam maupun luar negeri, seperti di India dan Amerika Serikat. Airlangga juga mengungkap bahwa dua bank emas, yaitu PT Pegadaian dan Bank Syariah, akan segera dibentuk.
Dampak Bullion Bank terhadap Ibadah Haji
Keberadaan bullion bank akan berpengaruh positif terhadap masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah haji. Menurut Airlangga, dengan adanya valuasi emas, nilai untuk keberangkatan haji akan lebih terproteksi dan waktu tunggu juga akan lebih cepat.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa Indonesia tidak memiliki bank yang menangani emas yang ditambang di dalam negeri, sehingga banyak yang mengalir keluar. Saat ini, sekitar 12 anggota LBMA (London Bullion Market Association) terlibat dalam industri bank emas, seperti Goldman Sachs, HSBC, dan Citibank.
Daftar Anggota LBMA
Beberapa anggota LBMA yang terlibat dalam bullion bank adalah:
– BNP Paribas
– Citibank
– Credit Suisse
– Goldman Sachs
– HSBC
– ICBC Standard Bank
– JP Morgan Chase
– Merrill Lynch
– Morgan Stanley
– Standard Chartered Bank
– TD Bank
– UBS
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.