BeritaInvestor.id – Subholding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang berencana melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini, mencatat capaian produksi minyak dan gas yang mengesankan hingga bulan Mei 2023. Dalam laporan terbarunya, PHE mencatat produksi minyak sebesar 572.000 barel per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 2.788 juta standard cubic feet per day (MMSCFD). Capaian ini mencerminkan pencapaian target produksi hingga Mei 2023 sebesar 100%.
Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi, mengungkapkan bahwa capaian produksi ini didukung oleh berbagai kegiatan pengeboran, pengembangan sumur, workover, dan layanan sumur yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Hingga saat ini, PHE telah menyelesaikan rencana pengeboran 6 sumur eksplorasi, 299 sumur pengembangan, 316 workover, dan 13.257 layanan sumur menggunakan 69 unit rig pengeboran dan 132 unit rig workover.
“Capaian ini merupakan bagian dari upaya kami dalam mendukung target jangka panjang perusahaan, melalui program eksplorasi dan akuisisi. Capaian eksplorasi yang sangat memuaskan saat ini terlihat dari penemuan sumber daya gas di sumur eksplorasi Helios D-1 di Kalimantan Timur dan NSO XLLL di Sumatera Utara. Hal ini menjadi bukti nyata dari program gas transition yang kami lakukan sejak tahun lalu,” ujar Arya Dwi Paramita dalam keterangan resminya.
Selain itu, capaian produksi ini juga didorong oleh pengelolaan wilayah kerja Peri Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur dan wilayah kerja East Natuna di perbatasan negara kepulauan Natuna. Terakhir, penandatanganan perpanjangan kontrak di Menzel Lejmat Nord (MLN), Blok 405 di Algeria juga memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian ini.
“Blok migas ini memiliki konsep Bring Barrel Home Saharan Crude Blend ke Indonesia, yang merupakan salah satu quick win dalam mendukung ketahanan energi nasional. Potensi yang menarik dari blok ini adalah izin pembangunan pabrik LPG dengan kapasitas 1 juta metrik ton per tahun yang produksinya dapat dibawa ke Indonesia,” tambah Arya.
Pada tahun 2022, PHE juga berhasil menyelesaikan pengeboran pengembangan sebanyak 689 sumur dan 638 sumur workover, serta merealisasikan tambahan cadangan 1P untuk migas dan gas sebesar 486 juta barel setara minyak (MMBOE) atau mencapai 64% dari target tahun 2022.
Dalam bidang eksplorasi, PHE sebagai Subholding Upstream mencatatkan capaian yang membanggakan, yaitu penyelesaian 17 sumur pengeboran, penambahan sumber daya 2C sebesar 345 juta barel setara minyak (MMBOE) atau melebihi target sebesar 156%, serta berhasil menemukan 3 temuan besar di sumur Manpatu-1X, Wilela-001, dan GQX GQ-GQS.
“PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional, untuk mewujudkan visi kami sebagai perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang ramah lingkungan (environmentally friendly), bertanggung jawab secara sosial (socially responsible), dan berprinsip tata kelola yang baik (good governance),” pungkas Arya.
Sebelumnya, rencana IPO PHE yang merupakan subholding Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (Persero), ada kemungkinan ditunda hingga tahun 2024. Menurut Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, pelaksanaan IPO akan tergantung pada momen yang tepat dan kondisi pasar yang menguntungkan.
Pahala mengungkapkan bahwa aksi korporasi ini sangat bergantung pada dinamika pasar saham. Jika kondisi pasar tidak sesuai, pelaksanaan IPO akan ditunda hingga tahun depan. Namun, saat ini Kementerian BUMN terus memantau perkembangan pasar saham dalam satu-dua bulan ke depan.
“Keputusan ini tergantung pada kondisi pasar ekuitas. Jika situasinya tidak memungkinkan, maka mungkin akan ditunda hingga tahun depan,” ujar Pahala pada Selasa (4/7).
Meskipun IPO PHE ada kemungkinan tertunda, dokumen registrasi satu dan dua telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kementerian BUMN saat ini terus berkoordinasi dengan OJK untuk tahap registrasi selanjutnya.
Kementerian BUMN juga menargetkan nilai kapitalisasi pasar (market cap) PHE sebesar 20 miliar dolar AS. Dalam rangka mendukung pelaksanaan IPO PHE, terdapat lima joint lead underwriter yang terlibat, termasuk Citibank, JP Morgan, Credit Suisse, dan Mandiri Sekuritas.
“Kami memiliki sekitar lima joint lead underwriter, baik asing maupun lokal, termasuk Citibank, JP Morgan, dan Credit Suisse, dalam transaksi ini,” tambahnya.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor