BeritaInvestor.id – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan kinerja keuangan yang solid sepanjang 2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$ 163,59 juta, naik 28,47% dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai US$ 127,34 juta.
Kenaikan laba bersih ini diiringi dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan PGEO pada 2023 mencapai US$ 406,28 juta, naik dari US$ 386,06 juta di 2022. Kenaikan pendapatan ini diimbangi dengan peningkatan beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya menjadi US$ 178,97 juta, lebih besar dari US$ 173,20 juta di tahun sebelumnya.
Secara aset dan liabilitas, PGEO juga menunjukkan perbaikan. Per 31 Desember 2023, jumlah aset perseroan tercatat US$ 2,96 miliar, naik dari US$ 2,47 miliar di tahun sebelumnya. Sementara itu, liabilitas mengalami penurunan dari US$ 1,21 miliar menjadi US$ 992,88 juta pada periode yang sama.
Meskipun saham PGEO ditutup melemah 1,63% di Rp 1.210 pada perdagangan 29 Februari, kinerja saham perseroan dalam periode tiga bulan terakhir masih terbilang positif dengan kenaikan 21%.
Selain kinerja keuangan yang solid, PGEO juga menunjukkan komitmennya terhadap karyawan melalui program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (Management and Employee Stock Option Program/MESOP). Perseroan meluncurkan program MESOP tahap I senilai Rp 163,3 miliar dengan perkiraan jumlah hak opsi yang akan dilaksanakan mencapai 252.159.200 saham.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Julfi Hadi mengatakan bahwa program MESOP ini bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan, sehingga bersama-sama dapat mencapai kinerja perseroan terbaik secara berkelanjutan.
Program ini merupakan salah satu dari berbagai inisiatif PGEO untuk memperkuat permodalan dan mencapai target menjadi perusahaan energi panas bumi kelas dunia. Selain IPO di tahun 2023 yang berhasil mengumpulkan dana Rp 9,05 triliun, PGEO juga menerbitkan Green Bond senilai US$ 400 juta pada April 2023. Green Bond PGEO bahkan tercatat menjadi “bond premium” di secondary market SGX-ST, bursa efek di Singapura.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor