BeritaInvestor.id – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menyiapkan diri untuk menggunakan fasilitas pinjaman senilai 12 miliar yen atau setara dengan Rp1,2 triliun yang disediakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mendukung proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal, Nelwin Aldriansyah, menjelaskan bahwa dana ini akan digunakan, antara lain, untuk membiayai proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 yang memiliki kapasitas 55 megawatt dan terletak di Lumut Balai, Sumatera Selatan.
“Nilai proyek pembangkitnya sekitar US$ 160 juta. Untuk pendanaan proyek ini, kami masih memiliki fasilitas pinjaman dari JICA sekitar 12 miliar yen,” ungkap Nelwin kepada Investor Daily pada Kamis (7/9).
Nelwin menambahkan bahwa Pertamina Geothermal telah menerima total pinjaman senilai 26 miliar yen dari JICA, sebagian besar digunakan untuk mendanai proyek PLTP Lumut Balai Unit 1 yang telah beroperasi komersial sejak tahun 2019.
Proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 masih dalam tahap konstruksi dan akan menggunakan sisa fasilitas pinjaman JICA senilai sekitar 12 miliar yen. Nelwin menyatakan bahwa fasilitas JICA ini masuk dalam anggaran belanja modal perseroan untuk tahun 2023 dan 2024.
Proyek PLTP Lumut Balai 2 melibatkan konsorsium yang terdiri dari perusahaan Jepang, Mitsubishi Corporation, Sepco III Electric Power Construction Co Ltd dari Tiongkok, dan perusahaan konstruksi BUMN Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Proyek ini bertujuan untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kapasitas terpasang energi panas bumi hingga mencapai 1 gigawatt dalam dua tahun ke depan.
Selain menggunakan pinjaman JICA senilai 12 miliar yen, PGEO juga tengah menggarap beberapa proyek baru, termasuk proyek Wilayah Kerja Panas (WKP) Bumi Way Ratai di Lampung melalui kerjasama dengan Chevron New Energies melalui PT Jasa Daya Chevron. Meskipun nilai proyeknya belum diungkap, proyek ini menandai langkah baru dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor