BeritaInvestor.id – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana untuk mengubah nama perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada Senin, 18 November 2024. Permintaan persetujuan dari pemegang saham ini dilakukan melalui dua format, yaitu secara elektronik dan fisik, dengan fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (eASY.KSEI) dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Selain rencana perubahan nama, ADRO juga akan mengusulkan penggunaan sebagian saldo laba perseroan sebagai tambahan dividen tunai final. Perseroan menyampaikan bahwa undangan ini menjadi panggilan resmi bagi semua pemegang saham, tanpa undangan tambahan, dan rapat fisik akan dibatasi maksimal untuk 50 pemegang saham.
Fokus pada Bisnis Hijau dengan Lepas Saham AAI
ADRO juga mengumumkan rencananya untuk melepas seluruh saham di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang dahulu bernama PT Alam Tri Abadi. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memisahkan bisnis batu bara thermal, yang diperkirakan bernilai sekitar US$ 2,45 miliar atau Rp37,6 triliun, setara dengan 31,8% dari total ekuitas Adaro.
Perusahaan akan mengalihkan bisnis pilar pertambangan dan bisnis pendukungnya di bawah AAI, sementara ADRO akan memfokuskan sumber dayanya pada pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green. Langkah ini diambil guna memaksimalkan kinerja masing-masing bisnis dan memungkinkan fokus yang lebih mendalam dalam pengembangan energi ramah lingkungan.
Dampak dan Potensi Pengembangan Bisnis Hijau
Dengan pemisahan ini, ADRO berharap dapat mengakses lebih banyak sumber pembiayaan, mendapatkan pendanaan dengan biaya yang lebih kompetitif, serta memiliki peluang untuk berkolaborasi dengan mitra bisnis terkemuka dalam proyek-proyek hijau. Selain itu, perusahaan juga akan memberikan opsi yang lebih luas bagi investor publik untuk berinvestasi sesuai minat mereka, terutama di bidang energi berkelanjutan.
Sebagai informasi, selain bisnis hijau, ADRO masih memiliki saham di beberapa perusahaan tambang batu bara termal, seperti PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, dan lainnya yang memproduksi batu bara berkalori menengah dengan kadar polutan rendah. Namun, dalam upayanya memprioritaskan lingkungan, ADRO kini mengarahkan fokusnya pada pengembangan bisnis hijau yang memiliki potensi lebih besar untuk pertumbuhan jangka panjang.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor