BeritaInvestor.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87% pada kuartal pertama 2025, di bawah prediksi pasar sebesar 4,92%. Angka ini menjadi laju PDB terendah sejak kuartal III-2021 (3,53%) dan mencerminkan perlambatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Pasar merespons dengan melemahnya rupiah ke level Rp16.390/US$ dan penurunan tekanan pada surat utang negara.Konsumsi Domestik Lesu
Kinerja konsumsi rumah tangga hanya naik 4,89%, tak mampu melebihi angka 5% meski Ramadan dan Idulfitri berlangsung. Hal ini disebabkan oleh minimnya dorongan dari event besar seperti Pemilu pada tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran pemerintah bahkan kontraksi -1,38%, mungkin karena tidak adanya kegiatan spesifik seperti penyelenggaraan pemilihan umum.Pertumbuhan Investasi dan Ekspor
Investasi (PMTB) melambat hingga 2,12% akibat perlambatan sektor konstruksi. Di sisi lain, ekspor tetap stabil dengan pertumbuhan 6,78% year-on-year. Kontribusi terbesar PDB masih berasal dari konsumsi rumah tangga (2,61%).Dampak ke Pasar Keuangan
Rupiah melemah hingga Rp16.390/US$ setelah sebelumnya di level Rp16.375/US$. IHSG justru naik 0,49% ke 6.849 poin. Namun, yield surat utang RI (SUN) 1 tahun melonjak 3,1 basis poin karena investor khawatir dengan prospek ekonomi. Bank Indonesia diprediksi akan tetap waspada terhadap tren ini.Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.