Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Pertumbuhan Ekonomi Q1-2025 5,03% Lesu Akibat PHK dan Daya Beli Melemah

by Tim Redaksi
29, March, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,03% pada kuartal I-2025, turun dari 5,11% tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh lesunya daya beli masyarakat dan berbagai indikator ekonomi yang melemah.

Laju PHK Massif Mendorong Pelemahan Konsumsi
Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 18.610 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Januari-Februari 2025, naik lebih dari dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bahkan menyebut ada 60.000 buruh terdampak PHK di 50 perusahaan. Direktur Ekonomi CELIOS Nailul Huda menegaskan, PHK masif ini turut merusak keyakinan konsumen dan menghambat pertumbuhan.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Anjlok ke Tertinggi 3 Bulan
Pada Februari 2025, IKK mencapai level terendah 126,4 dalam tiga bulan terakhir. Angka ini turun signifikan dibandingkan kenaikan biasa di Januari sebelumnya. “Situasi ini anomali,” ujar Nailul, mengingat periode awal tahun umumnya memicu optimisme konsumen.

Uang Beredar Ramadan 2025 Merosot 16,5%
Tambahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB) di momen Ramadan-Idulfitri diperkirakan hanya Rp114,37 triliun, turun dari Rp136,97 triliun tahun lalu. Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira memperingatkan, pelemahan ini akan mengurangi kontribusi PDB sebesar 16,5%, hingga mencapai hanya Rp140,74 triliun.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Tabungan Masyarakat ‘Hancur’ di Awal Tahun
Porsi simpanan perorangan ke DPK anjlok menjadi 46,4%—terendah sejak pemerintahan Jokowi. Bhima menyebut ini menunjukkan masyarakat cenderung menguras tabungan karena upah riil rendah dan ancaman PHK yang masih berlanjut.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

IFSH Alokasi Dividen Rp25 Miliar: Jadwal dan Rincian Pembagian

Next Post

OCBC NISP Bagikan Dividen Rp2,43 Triliun, Yield Capai 7,88%

Next Post

OCBC NISP Bagikan Dividen Rp2,43 Triliun, Yield Capai 7,88%

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor