BeritaInvestor.id – PT Pertamina (Persero) telah mengusulkan langkah penting dalam mengembangkan produk bioenergi dengan mencampurkan etanol ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Pertalite yang akan menjadi Pertamax Green 92. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon di dalam negeri, sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menghadapi isu perubahan iklim.
Meskipun niat baik ini telah diusulkan, masih ada beberapa kendala yang menjadi perhatian pemerintah, terutama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terkait ketersediaan lahan yang memadai untuk produksi bioetanol dari sumber daya alam, seperti tumbuhan yang digunakan.
Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, mengungkapkan bahwa bioetanol yang digunakan untuk mencampur dengan produk BBM berasal dari tebu, dengan bahan dasar dari fermentasi tetes tebu. Oleh karena itu, untuk mendukung pencampuran ini, diperlukan lahan perkebunan tebu yang sangat luas.
“Saat ini, kita masih memiliki banyak lahan sawit untuk biodiesel, bahkan pernah mencapai pencampuran B35. Namun, dalam hal bioetanol, kita tidak memiliki lahan sebesar itu. Itu adalah sesuatu yang perlu kita pertimbangkan secara realistis,” jelasnya dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF).
Selain itu, Tutuka juga menyoroti potensi sumber daya lain yang bisa dijadikan bahan baku bioetanol untuk mencampur produk BBM. Dia mengatakan bahwa Indonesia harus lebih jeli dalam mengeksplorasi dan mengembangkan peluang menggunakan sumber daya alam lainnya untuk produksi bioetanol.
“Kita harus memperluas cakupan potensial bioetanol ini, dan Ditjen EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) harus memainkan peran penting dalam hal ini. Contoh dari India menunjukkan beragam jenis sumber, termasuk jagung dan limbah jagung, yang digunakan untuk bioetanol. Kita perlu belajar dari pengalaman mereka,” tambah Tutuka.
India telah lama mengadopsi bioenergi sebagai salah satu sumber energi bersih utama. “India sudah unggul dalam penggunaan bioenergi, jadi kita bisa belajar dari India dan Pertamina akan mengambil pelajaran berharga dari negara-negara yang sudah maju dalam pengembangan bioenergi,” tutupnya.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.