BeritaInvestor.id – Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), Roy Arman Arfandy, mengungkapkan adanya pergeseran signifikan dalam permintaan nikel, dengan porsi untuk baterai meningkat lebih dari 300%. Saat ini, permintaan nikel untuk keperluan baterai telah mencapai 14%, naik signifikan dari posisi lima tahun sebelumnya yang hanya 3% hingga 4%.
Pergeseran Permintaan Nikel
Dalam Green Economic Forum yang diadakan pada Rabu (29/3/2024), Roy menjelaskan bahwa meskipun permintaan nikel untuk stainless steel masih mendominasi, porsinya telah menurun dari 70% menjadi 65%. “Penggunaan nikel terbesar 70% untuk stainless steel, sekarang turun jadi 65%,” ungkap Roy.
Pujian terhadap Kebijakan Pemerintah
Roy juga memuji langkah pemerintah dalam mengkapitalisasi pergeseran penggunaan nikel ke rantai nilai yang lebih tinggi, khususnya terkait pengembangan industri baterai di Indonesia. Ia mendukung penuh kebijakan larangan ekspor bijih nikel yang dinilainya mampu menggenjot pertumbuhan industri metal dalam negeri.
“Saya merasa kebijakan pemerintah melarang ekspor nikel sangat tepat mendorong pemain terpaksa menutup pabrik di China dan buka di Indonesia,” terang Roy.
Dampak Kebijakan pada Industri
Kebijakan larangan ekspor bijih nikel ini telah memaksa banyak pabrik di China untuk tutup dan membuka fasilitas baru di Indonesia, yang pada gilirannya memperkuat posisi Indonesia dalam industri nikel global. Langkah ini juga mendukung pertumbuhan industri baterai domestik, seiring dengan peningkatan permintaan global untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor