BeritaInvestor.id – Pasar global merasakan gejolak pada pergerakan harga beberapa komoditas utama. Harga minyak mentah, minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), hingga emas mengalami penurunan bersamaan. Namun, harga batu bara justru tetap mendidih dengan kenaikan yang signifikan.
Pada perdagangan kemarin, Senin (7/8/2023), harga minyak mentah jenis brent mengalami penurunan sebesar 1,04% dan ditutup di posisi US$85,34 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah jenis WTI yang jatuh 1,06% dan ditutup di posisi US$82,01 per barel. Meskipun harga minyak mentah mulai membaik pada hari ini, harga brent masih berada dalam zona merah.
Penurunan harga minyak mentah ini dipengaruhi oleh proyeksi melemahnya permintaan dari China dan Amerika Serikat (AS). Namun, tetap ada faktor positif dengan pemotongan produksi minyak dari Saudi dan Rusia yang memainkan peranan dalam menjaga harga minyak tetap berada pada level yang relatif stabil.
Analis dari CMC Markets, Tina Teng, menyatakan bahwa meskipun ada koreksi dalam pergerakan harga minyak, faktor pemotongan produksi oleh Saudi dan Rusia tetap menjadi faktor yang mendukung pasar minyak.
Sementara itu, harga CPO juga mengalami penurunan akibat permintaan yang melemah dan peningkatan pasokan. Data menunjukkan bahwa impor CPO Eropa turun 33% pada Januari-Juli 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Inventori CPO Malaysia mencapai level tertinggi dalam lima bulan, mencapai 1,79 juta ton pada Juli.
Namun, kontras dengan penurunan ini, harga batu bara justru mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh lonjakan permintaan dari China yang terjadi setelah produksi dan distribusi terganggu akibat badai.
Sementara harga emas terus mengalami pelemahan karena pasar masih mengadopsi sikap “wait and see” terkait data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis pekan ini. Ketidakpastian ini mempengaruhi sentimen investor terhadap pergerakan harga emas.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor