BeritaInvestor.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif pada akhir perdagangan Senin (24/7/2023), seiring dengan antisipasi keputusan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Indonesia (BI). Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat sebesar 0,27% mencapai posisi 6.899,396, bahkan sempat mencatat level psikologis 6.900 di sesi.
Penguatan IHSG didukung terutama oleh sektor energi yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 3,33%. Beberapa saham besar, termasuk PT Bayan Resources Tbk (BYAN), saham raksasa batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga, turut menjadi penopang IHSG dengan kontribusi paling besar pada sesi perdagangan tersebut.
Meski ada ketidakpastian terkait berbagai pengumuman suku bunga dari bank sentral di pekan ini, IHSG tetap menunjukkan penguatan sejak paruh kedua tahun ini. Selain Bank Indonesia (BI), bank sentral AS (The Fed), bank sentral Eropa (ECB), bank sentral Jepang (BoJ), dan bank sentral Afrika Selatan juga akan menggelar rapat moneter dalam pekan ini.
[tv-chart symbol=”IDX:composite” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Sentimen penguatan IHSG sejalan dengan perkiraan dari polling CNBC Indonesia yang melibatkan 12 analis/ekonom, yang memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga di level 5,75% pada bulan Juli, hasil yang akan diumumkan pada hari tersebut.
Inflasi Indonesia telah melambat secara signifikan dari 5,95% (yoy) pada September 2022 menjadi 3,52% (yoy) pada Juni 2023. Melihat perkembangan ini, pasar berharap BI akan mengambil kebijakan dovish terhadap suku bunga.
Namun, FedWatch milik CME Group melihat ada probabilitas sebesar 99,2% bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25-5,5% pada Selasa dan Rabu (25-26 Juli) waktu AS. Jika hasil rapat FOMC The Fed kembali menunjukkan kebijakan hawkish atau agresif dalam menaikkan suku bunga, BI berpotensi untuk mengambil langkah yang serupa mengingat fokus mereka saat ini adalah menjaga stabilitas rupiah, dan sulit bagi BI untuk memangkas suku bunga pada bulan ini.
Pada analisis teknikal, IHSG berhasil menembus resistance kuat berupa Fibonacci 78,6% (6.880) dan mencatat level psikologis 6.900 sebelum bergerak kembali di bawahnya. Indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan posisi naik mendekati area overbought dengan nilai 68,47, sementara indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan garis MACD di atas garis sinyal, menandakan kecenderungan yang semakin melebar.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor