BeritaInvestor.id – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (IDX) sepanjang minggu lalu mencatatkan penurunan signifikan baik dalam hal volume maupun nilai perdagangan. Data yang dirilis IDX pada 7 Juni 2024 menunjukkan bahwa volume perdagangan turun drastis, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami koreksi moderat.
Penurunan Volume dan Nilai Perdagangan
Pada minggu yang berakhir 7 Juni 2024, total volume perdagangan saham mencapai 15,792 miliar saham, turun sebesar 23,82% dibandingkan minggu sebelumnya yang mencapai 20,729 miliar saham. Nilai perdagangan juga mengalami penurunan tajam sebesar 42,69% menjadi Rp10,385 triliun dari Rp18,122 triliun pada minggu sebelumnya.
Penurunan ini dapat dilihat dari data harian berikut:
- 27 Mei: Volume 20,47 miliar saham, Nilai Rp14,89 triliun
- 28 Mei: Volume 19,02 miliar saham, Nilai Rp15,79 triliun
- 29 Mei: Volume 15,79 miliar saham, Nilai Rp22,71 triliun
- 30 Mei: Volume 29,34 miliar saham, Nilai Rp24,16 triliun
- 31 Mei: Volume 35,32 miliar saham, Nilai Rp32,09 triliun
- 03 Jun: Volume 15,99 miliar saham, Nilai Rp10,77 triliun
- 04 Jun: Volume 17,00 miliar saham, Nilai Rp12,48 triliun
- 05 Jun: Volume 18,61 miliar saham, Nilai Rp21,01 triliun
- 06 Jun: Volume 12,84 miliar saham, Nilai Rp8,21 triliun
- 07 Jun: Volume 8,45 miliar saham, Nilai Rp6,63 triliun
Frekuensi Perdagangan Turut Menurun
Frekuensi perdagangan juga mencatatkan penurunan sebesar 43,47% menjadi 639 ribu kali dari sebelumnya 1,130 juta kali. Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas perdagangan yang cukup signifikan di pasar saham Indonesia.
Kapitalisasi Pasar dan IHSG
Kapitalisasi pasar juga mencatatkan penurunan sebesar 2,85% menjadi Rp11,488 triliun dari sebelumnya Rp11,825 triliun. Sementara itu, IHSG mengalami koreksi moderat dengan penutupan di level 6,897.950, turun 1,04% dari minggu sebelumnya yang berada di level 6,970.736. IHSG sempat mencapai level tertinggi di 7,099.312 dan terendah di 6,897.812 sepanjang minggu tersebut.
Kenaikan Cadangan Devisa BI
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan peningkatan cadangan devisa sebesar US$2,8 miliar menjadi US$139 miliar pada Mei 2024. Peningkatan cadangan devisa ini disebabkan oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah. Cadangan devisa yang meningkat ini setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dampak Data Tenaga Kerja AS
Dolar AS menguat signifikan pada akhir pekan lalu seiring rilis data pasar tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan. DXY, indeks dolar AS, naik 0,75% dalam sehari dan berakhir di 104,88. Penguatan ini didorong oleh data pekerjaan di luar pertanian yang melonjak ke 272.000 pekerjaan pada Mei 2024, lebih tinggi dari konsensus yang hanya proyeksi naik ke 185.000 pekerjaan.
Proyeksi Teknikal Rupiah
Secara teknikal, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS menunjukkan penguatan dan berhasil menembus beberapa garis rata-rata. Jika penguatan berlanjut, rupiah berpotensi menguji support terdekat di posisi Rp16.165/US$. Namun, volatilitas masih mungkin berlanjut dan bisa membuat rupiah berbalik arah atau melemah lagi ke posisi Rp16.215/US$.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor