BeritaInvestor.id – Perang dagang antara AS dan Tiongkok semakin mengancam pertumbuhan ekonomi global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, kebijakan tarif bea masuk yang saling membalas telah menjadi pemicu utama melemahnya ekonomi dunia.
IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Global dari 3.2% Menjadi 2.8%
Pertumbuhan ekonomi global tahun ini kini diprediksi hanya mencapai 2,8%, turun tajam dari proyeksi awal sebesar 3,2%. “Penurunan signifikan,” ujar Sri Mulyani, yang mengutip data terbaru Dana Moneter Internasional (IMF). Pemangkasan angka ini mencerminkan dampak langsung dari perang dagang antar-besar.
AS dan Tiongkok: Kebijakan Tarif Memicu Perdebatan Ekonomi
Di AS, pertumbuhan ekonomi diperkirakan melorot menjadi 1,8%, jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya (2,7%). “Ini adalah pilihan sulit: apakah kebijakan ini benar untuk menekan inflasi atau melindungi pertumbuhan?” tanya Sri Mulyani. Di sisi lain, Tiongkok juga mengalami pelemahan proyeksi menjadi 4%, turun dari 4,6%.
Pertumbuhan Indonesia Juga Terkoreksi
Indonesia tidak terhindar dari koreksi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini direvisi dari 5,1% menjadi 4,7%. Meski lebih kecil dibandingkan negara lain, Sri Mulyani menegaskan: “Kita tetap harus bekerja keras untuk mengurangi risiko dari ketidakpastian global.”
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.