BeritaInvestor.id – Pasar Wall Street kembali terpuruk dalam empat sesi berturut-turut, tertekan oleh ancaman tarif AS-China yang menghapus reli sebelumnya. S&P 500 turun 1,6%, berada di ambang kondisi pasar bearish dengan penurunan lebih dari 12% sejak Presiden Trump umumkan kebijakan tarif global pada akhir pekan lalu.
Sengketa AS-China: Tarif 104% dan Ancaman Kehancuran Ekonomi Global
Pemerintah AS mengkonfirmasi akan menerapkan tarif hingga 104% terhadap impor China, merespons dengan keras kebijakan Beijing yang sebelumnya. Perdana Menteri Li Qiang menegaskan China memiliki alat kebijakan untuk ‘mengimbangi’ tekanan eksternal, tetapi analis memperingatkan ketidakpastian ini mungkin memicu resesi global.
Imbal Hasil Treasury Melonjak dan Spekulasi Suku Bunga Fed
Obligasi AS kehilangan daya tarik setelah penjualan yang lesu, membuat imbal hasil Treasury jangka panjang melambung. Para investor khawatir volatilitas lintas aset bisa memaksa The Fed menurunkan suku bunga lebih agresif, meski inflasi masih menjadi ancaman utama.
Klien Bank of America Masih Membeli Saham di Tengah Ketidakpastian
Pada pekan ini, investor institusi dan ritel mengalokasikan US$8 miliar ke pasar saham AS, menunjukkan optimisme tersembunyi. Namun, strategi dari BlackRock dan Goldman Sachs memperingatkan risiko jangka panjang: penurunan bisa berubah menjadi bearish siklis jika ketegangan perdagangan tak reda.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.