Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Penutupan Tambang Nikel di Australia, Tanda Memburuknya Pasar

by Tim Redaksi
24, January, 2024
in Ekonomi
0
Penutupan Tambang Nikel di Australia, Tanda Memburuknya Pasar
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Penutupan tambang nikel di Australia Barat milik Wyloo Metals dan BHP Billiton merupakan sinyal buruk bagi industri nikel global. Penutupan ini menyusul penurunan harga nikel yang tajam dalam beberapa bulan terakhir.

Harga nikel di pasar London Metal Exchange (LME) telah turun lebih dari 45% dalam 12 bulan terakhir. Harga nikel sempat mencapai rekor tertinggi US$24.435 per ton pada Maret 2022, tetapi turun menjadi sekitar US$12.000 per ton pada awal Februari 2024.

Penurunan harga nikel ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Peningkatan produksi nikel di Indonesia

Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Produksi nikel Indonesia diproyeksikan meningkat menjadi 2,6 juta ton pada tahun 2024, naik dari 1,6 juta ton pada tahun 2023.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

  • Penurunan permintaan nikel dari industri baterai

Permintaan nikel dari industri baterai listrik telah menurun dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya permintaan kendaraan listrik akibat kenaikan suku bunga dan inflasi.

  • Perang di Ukraina

Perang di Ukraina telah mengganggu rantai pasokan global, termasuk pasokan nikel. Hal ini menyebabkan kenaikan harga nikel, tetapi kenaikan harga tersebut tidak bertahan lama.

Penutupan tambang nikel di Australia akan berdampak pada industri nikel global. Penutupan ini akan mengurangi pasokan nikel dan meningkatkan harga nikel. Namun, peningkatan harga nikel ini diperkirakan hanya bersifat sementara.

Analis Canaccord Genuity Timothy Hoff mengatakan pasar nikel kemungkinan akan tetap mengalami kelebihan pasokan selama beberapa tahun, karena investasi Tiongkok di industri nikel Indonesia.

“Apa yang berkembang selama beberapa tahun terakhir adalah Tiongkok telah berinvestasi sangat besar di Indonesia dalam hal kapasitas, dan sebuah proses yang membawa material kelas dua ke kelas satu,” katanya.

“Itulah yang kita lihat saat ini, banyak material kelas dua yang berpindah, dan kita memiliki pasar yang kelebihan pasokan.”

Hoff menambahkan, pemain industri perlu melihat perubahan struktural dalam penetapan harga nikel yang membedakan produk-produk nikel serta kredensial ESG-nya.


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: #EkonomiGlobal#TambangNikelNikelSEKTORENERGI
Previous Post

Subsidi Energi Terus Membengkak, Pengamat Minta Evaluasi Program HGBT

Next Post

POWR Realisasi Dana IPO Rp2,29 Triliun, Ekspansi dan Modal Kerja

Next Post
POWR Realisasi Dana IPO Rp2,29 Triliun, Ekspansi dan Modal Kerja

POWR Realisasi Dana IPO Rp2,29 Triliun, Ekspansi dan Modal Kerja

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor