BeritaInvestor.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan laba pada semester pertama 2023 akibat sejumlah faktor, termasuk kondisi batu bara global, cuaca, dan kebijakan royalti. Pada periode tersebut, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$3,3 miliar, mengalami penurunan sebesar 13,3% dibandingkan dengan jumlah pada periode yang sama tahun lalu, yaitu US$3,81 miliar.
Beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan sebesar 8% menjadi US$2,9 miliar. Sehingga total laba bruto pada paruh pertama 2023 tercatat sebesar US$363,5 juta.
BUMI menjelaskan bahwa penurunan pendapatan disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung akibat adanya fenomena La Nina. Selain itu, kenaikan harga energi juga menyebabkan beban pokok meningkat, yang pada akhirnya menekan laba bruto perusahaan.
[tv-chart symbol=”IDX:bumi” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Penurunan pendapatan BUMI juga dipengaruhi oleh kondisi harga batu bara global yang mengalami penurunan sepanjang 2023. Harga batu bara global Ice Newcastle mengalami penurunan sebesar 64,19% per tanggal 29 Juli 2023. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja tahun 2022 yang menguat sebesar 156,74%.
Akibatnya, harga rata-rata jual batu bara BUMI turun sebesar 16% menjadi US$93,2 per ton pada semester pertama 2023 dari US$110 per ton pada periode yang sama tahun 2022. Meskipun mengalami penurunan harga jual, BUMI tetap optimis akan ada potensi kenaikan harga batu bara karena situasi geopolitik yang masih menegangkan. Penurunan harga jual batu bara juga berdampak pada pendapatan BUMI, meskipun secara volume penjualan mengalami peningkatan sebesar 2% menjadi 34,6 metrik ton. Selain itu, pada periode Januari hingga Juni 2023, BUMI membayar total royalti sebesar US$1,03 miliar, setara dengan 31,2% dari pendapatan.
Terdapat peningkatan jumlah royalti yang dibayar oleh anak usaha BUMI, yaitu KPC dan Arutmin. Royalti meningkat sebesar 14% pada penjualan domestik dan hingga 29% pada ekspor. Namun, dari sisi bottom line, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BUMI mengalami penurunan sebesar 51,2% menjadi US$81,8 juta.
Sementara itu, dari sisi produksi, cuaca yang kurang mendukung akibat fenomena La Nina menyebabkan batu bara yang ditambang lebih sedikit. Batu bara yang ditambang BUMI sebesar 35,4 metrik ton, naik 2% year-on-year. Overburden removed juga mengalami peningkatan sebesar 16% lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2022.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor