Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange mengalami kenaikan pada sesi awal perdagangan awal pekan Senin (26/6/2023), melanjutkan tren penguatan yang telah terjadi sejak akhir pekan sebelumnya. Menurut data Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan tercatat naik sebesar 0,91% menjadi MYR 3.653 per ton pada pukul 10:05 WIB. Meskipun mengalami kenaikan, harga CPO sempat turun ke level MYR 3.600 setelah empat hari berturut-turut berada di level MYR 3.700 pada perdagangan pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (23/6/2023), harga CPO juga ditutup menguat sebesar 1,63% menjadi MYR 3.620 per ton. Dalam sepekan terakhir, harga CPO mengalami penurunan sebesar 3,29%, dan secara tahunan terkoreksi sebesar 13,27%. Namun, secara keseluruhan, harga CPO masih mencatatkan penguatan sebesar 13,09% dalam sebulan terakhir.
Penguatan harga CPO pagi ini melanjutkan pemulihan setelah terjadi koreksi pada pekan sebelumnya. Hal ini terjadi setelah data dari surveyor kargo Intertek Testing Services mengungkapkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Juni mengalami penurunan sebesar 8,7% menjadi 897.180 ton dibandingkan dengan 982.605 ton yang dikirim selama periode 1-25 Mei.
“Penguatan semalam pada minyak kedelai CBOT telah mendorong Bursa Malaysia Derivatives FCPO untuk membuka celah yang lebih tinggi. Namun, kenaikan tidak dapat dipertahankan karena beberapa minat jual muncul,” ujar seorang pedagang berbasis di Kuala Lumpur kepada Reuters, sambil menambahkan bahwa volume perdagangan tetap rendah menjelang akhir pekan.
Dari sisi minyak saingannya, harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOc2 mengalami kenaikan sebesar 0,91% pada pekan lalu. Sementara itu, pertukaran komoditas Dalian tutup untuk liburan Festival Perahu Naga.
[tv-chart symbol=”CPO1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Pergerakan harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait lainnya, karena keduanya bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Dalam hal impor, diperkirakan impor minyak sawit India pada bulan Juni akan meningkat sebesar 46% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan. Hal ini dikarenakan para pembeli memanfaatkan penurunan harga ke level terendah dalam 28 bulan untuk meningkatkan pembelian.
Mata uang Ringgit Malaysia, yang merupakan mata uang kontrak perdagangan, melemah pada Jumat dan mencapai level terendah sejak 11 November 2022 pada awal perdagangan. Pelemahan Ringgit membuat kontrak perdagangan lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
Pemerintah Malaysia telah mempertahankan pajak ekspor untuk minyak sawit mentah sebesar 8% pada bulan Juli dan menurunkan harga rujukannya, seperti yang diumumkan dalam sebuah surat edaran di situs Dewan Minyak Sawit Malaysia.
Di sisi lain, harga CPO masih dipengaruhi oleh sentimen negatif dari Amerika Serikat (AS) terkait penerapan mandat biofuel yang lebih kecil dari yang awalnya diusulkan. Pemerintah AS berencana untuk meningkatkan jumlah biofuel yang harus dicampur oleh kilang minyak dalam campuran bahan bakar nasional selama tiga tahun ke depan. Namun, rencana tersebut mencakup mandat yang lebih rendah untuk etanol berbasis jagung dibandingkan dengan yang awalnya diusulkan, demikian disampaikan oleh dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.