BeritaInvestor.id – Pemerintah Indonesia menargetkan rasio penerimaan negara naik dari 12,1% saat ini menjadi 18%, setara dengan Kamboja. Bahkan, dalam beberapa tahun ke depan, target tersebut bisa mencapai 23% seperti Vietnam.
Ambisi Peningkatan Penerimaan Negara
Menurut Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, peningkatan ini dilaksanakan melalui program yang dipimpin oleh Anggita Abimanyu, Wakil Menteri Keuangan. Hashim menyebutkan, jika rasio penerimaan negara meningkat menjadi 18%, maka akan ada tambahan pendapatan tahunan sekitar US$60 miliar atau sekitar Rp900 triliun.
Penerimaan dari Ekonomi Shadow
Hashim menjelaskan bahwa fokus utama adalah menggarap grey economy, yang mencakup aktivitas ekonomi yang tidak tercatat yang diperkirakan mencapai 30% dari total penerimaan negara saat ini. Ia menekankan bahwa meskipun saat ini ekonomi Indonesia tercatat sebagai ekonomi ke-16 di dunia, data sebenarnya bisa jauh lebih besar dengan mencakup semua aktivitas ekonomi.
Potensi Surplus Anggaran
Dengan upaya pencatatan aktivitas ekonomi ini, Hashim memperkirakan bahwa APBN bisa mengalami pengurangan defisit anggaran, bahkan berpotensi surplus. Namun, dia menekankan pentingnya pengelolaan yang baik untuk menghindari kebocoran.
Hashim menyebutkan, ide mengenai program ini datang dari pengalaman generasi sebelumnya.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.