BeritaInvestor.id – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil menyerap dana sebesar Rp 22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pada Selasa, 3 September 2024. Lelang tersebut menunjukkan minat yang tinggi dari para investor, dengan total penawaran mencapai Rp 45,49 triliun.
Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, lelang kali ini menawarkan beberapa seri SUN, di antaranya SPN03241204 dan SPN12250904 (penerbitan baru), serta seri FR0104, FR0103, FR0098, FR0097, dan FR0102 (reopening). Penawaran yang cukup besar ini menunjukkan ketertarikan investor terhadap instrumen obligasi negara Indonesia.
Penurunan Weighted Average Yield (WAY)
Salah satu aspek penting dari lelang SUN kali ini adalah penurunan tingkat hasil rata-rata tertimbang (Weighted Average Yield/WAY). WAY yang dimenangkan menunjukkan penurunan 2 hingga 4 basis poin (bps) dibandingkan lelang sebelumnya, yang mencerminkan kondisi pasar yang stabil dan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Stabilitas pasar Surat Berharga Negara (SBN) selama dua pekan terakhir juga turut berperan dalam optimisme ini.
Pertimbangan Pemerintah dalam Penyerapan Dana
Keputusan pemerintah untuk menyerap dana sebesar Rp 22 triliun didasarkan pada beberapa faktor, termasuk tingkat yield obligasi negara yang wajar di pasar sekunder, kebutuhan pembiayaan negara untuk tahun 2024, serta kondisi kas negara. Penurunan yield di pasar sekunder juga menjadi indikasi bahwa instrumen obligasi negara tetap diminati oleh para investor, sekaligus mencerminkan stabilitas pasar obligasi.
Lelang SUN Berikutnya Dijadwalkan pada 17 September 2024
Sesuai dengan jadwal penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024, pemerintah akan kembali melaksanakan lelang SUN berikutnya pada 17 September 2024. Dengan kondisi pasar yang stabil dan permintaan investor yang tinggi, lelang mendatang diharapkan dapat terus mendukung pembiayaan negara.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor