BeritaInvestor.id – Pemerintah Indonesia berhasil menarik utang senilai Rp250 triliun hanya dalam tiga bulan pertama 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa angka ini mencapai 40,6% dari target pembiayaan utang tahunan sebesar Rp616,2 triliun. Peningkatan Rp30 triliun dibanding periode sebelumnya dilakukan sebagai bagian strategi **frontloading** untuk mengantisipasi ketidakpastian global.
Strategi Frontloading dan Risiko Global
Pembiayaan agresif di awal tahun dimaksudkan karena gejolak ekonomi global, seperti tekanan inflasi AS yang memicu suku bunga Fed (FFR) tetap tinggi. Sri Mulyani menyoroti ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dan The Fed sebagai faktor risiko tambahan. “Strategi ini membantu APBN tetap stabil di tengah kondisi yang tidak pasti,” ujarnya.
Defisit APBN Masih dalam Target
Per Maret 2025, defisit APBN mencapai Rp104,2 triliun, atau 0,43% PDB—masih aman dibanding target tahunan sebesar 2,53% PDB. Sementara itu, keseimbangan primer APBN surplus Rp17,5 triliun, menunjukkan tidak adanya ‘gali lubang-tutup lubang’ dalam pembiayaan utang.
Penerimaan dan Belanja Negara Naik Signifikan
Pendapatan negara hingga akhir Maret tembus Rp516,1 triliun, naik Rp200 triliun dibanding Februari. Penerimaan pajak mencapai 14,7% dari target tahunan, sementara belanja APBN telah terakomodasi sebesar Rp620,3 triliun (17,1% target). “Tren pemulihan penerimaan pajak mulai terlihat,” kata Sri Mulyani.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.