BeritaInvestor.id – Pasar modal global mengalami gejolak besar pada Senin (5/8/2024), dengan penurunan tajam yang tidak terlihat dalam 37 tahun terakhir di pasar saham Jepang. Indeks VIX, yang mengukur volatilitas saham AS, mencatat kenaikan terbesar kedua sejak 1990. Kejadian ini memicu kekhawatiran akan masa depan ekonomi global.
Faktor Pemicu Penurunan
Data pekerjaan yang dirilis Jumat lalu mengubah narasi ekonomi dari soft landing menjadi hard landing, memicu ketakutan di kalangan investor. Ditambah lagi, penurunan hype tentang kecerdasan buatan dan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan untuk memperkuat yen memperburuk situasi. Berita bahwa Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Warren Buffett, menjual setengah sahamnya di Apple dan menambah tumpukan uang tunai juga menambah kepanikan.
Reaksi Pasar
Penurunan besar seperti 15% pada saham Nvidia terjadi karena investor sebelumnya bertaruh besar bahwa pasar akan terus membaik. Namun, skala pergerakan ini tidak sepenuhnya dijelaskan oleh faktor-faktor tersebut, menurut Wall Street Journal. Pertanyaan utama yang muncul adalah berapa lama volatilitas harga saham ini akan berlangsung dan apakah penurunan ini akan berbalik menjadi peningkatan tabungan dan melemahnya ekonomi, atau bahkan mengancam sistem keuangan.
Perbandingan dengan Krisis Sebelumnya
Situasi saat ini lebih mirip dengan krisis 1987, ketika pasar saham mengalami penurunan terbesar dalam satu hari pada Black Monday di bulan Oktober. Pada saat itu, S&P 500 turun lebih dari 20%, menyebabkan margin call besar dan perdagangan otomatis yang memperburuk penjualan. Namun, Federal Reserve mengalirkan likuiditas ke bank-bank, dan pasar pulih sepenuhnya dalam dua tahun.
Pada 1998, situasinya lebih buruk ketika hedge fund Long-Term Capital Management (LTCM) hancur karena default utang domestik Rusia, tetapi pasar pulih lebih cepat setelah intervensi Federal Reserve.
Tahun 2008 adalah skenario terburuk, dengan krisis keuangan global yang menyebabkan resesi besar. Namun, bank-bank saat ini jauh lebih sedikit menggunakan leverage dan sistem keuangan kurang terpapar pada krisis likuiditas.
Prospek Masa Depan
Meskipun beberapa bank besar AS gagal tahun lalu karena taruhan buruk pada obligasi pemerintah, sistem keuangan saat ini dianggap lebih stabil. Risiko krisis sistemik seperti tahun 2008 tampaknya kecil, meskipun kerugian besar tetap mungkin terjadi.
Idealnya, pasar saham akan kembali normal seperti pada tahun 1987 tanpa menciptakan masalah yang lebih luas. Jika kepanikan mereda, The Fed memangkas suku bunga, dan tidak ada krisis sistemik, maka pasar dapat pulih.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor