BeritaInvestor.id – Pasar keuangan Indonesia masih berada dalam gejolak menghadapi tekanan dari pergerakan dolar Amerika Serikat (AS). Sikap hati-hati dominan di pasar mengantisipasi rilis data inflasi AS yang dijadwalkan akan keluar pada hari Rabu, 13 September 2023, pukul 19.30 WIB. Hingga saat ini, rupiah terus menguatkan tren pelemahan sejak awal September 2023, menjauhi level psikologis di Rp15.300 per dolar AS.
Menurut data dari Refinitiv, pada akhir perdagangan Selasa (12/9/2023), rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,10% menjadi Rp15.335 per dolar AS. Rasa hati-hati di pasar masih mempengaruhi pergerakan rupiah menjelang rilis data inflasi AS yang diperkirakan akan melonjak menjadi 3,6% tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% yoy.
Kenaikan inflasi AS diperkirakan menjadi yang kedua kalinya setelah mencapai titik terendah 3% yoy pada bulan Juni. Meskipun inflasi inti diperkirakan akan melandai menjadi 4,3% yoy dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,7% yoy, nilai ini masih jauh dari target bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang berada di sekitar 2%.
Target inflasi yang sulit untuk dicapai oleh The Fed tahun ini terkait dengan meningkatnya harga minyak mentah global akibat pasokan minyak yang ketat. Kenaikan harga minyak sebulan terakhir mencapai 8,89% untuk WTI Crude Oil dan 7,73% untuk Brent Oil. Penyebab utamanya adalah pemangkasan produksi minyak oleh Saudi Arabia dan Rusia sebagai dua produsen minyak terbesar dunia yang tergabung dalam OPEC+. Selain itu, persediaan minyak AS juga mengalami penurunan yang signifikan, melampaui ekspektasi pasar.
Meskipun harga minyak naik, ada kekhawatiran akan permintaan yang lesu, terutama mengingat rencana bank sentral AS untuk mengetatkan kebijakan moneter dan kondisi ekonomi China yang masih mengalami perlambatan. Ekonomi China menjadi sorotan karena negara tersebut merupakan tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia.
Selain itu, kebijakan baru Tiongkok yang melarang PNS dan pegawai BUMNnya untuk menggunakan iPhone turut mempengaruhi pasar, terutama bagi perusahaan teknologi seperti Apple.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.