BeritaInvestor.id – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution Young Soo Kwon mengadakan pertemuan yang strategis. Pertemuan tersebut membahas kelanjutan dari mega proyek kerja sama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan LG Konsorsium.
Dalam pertemuan ini, Menteri Bahlil mengungkapkan apresiasi atas kesepakatan dan komitmen dari para pihak terkait untuk melanjutkan proyek grand package kerja sama ini. Proyek ini sempat menghadapi kendala setelah diberlakukannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat, yang berdampak pada rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik global.
Keputusan untuk meneruskan proyek ini menegaskan kesepakatan dan tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dan LG Konsorsium. Hal ini merupakan upaya untuk menghilirkan sumber daya alam, meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja.
Menteri Bahlil mengatakan, “Pemerintah mengapresiasi komitmen LG untuk melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Kementerian Investasi berkomitmen untuk memfasilitasi proses perizinan dan investasi LG di Indonesia dengan cepat, agar proyek ini memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara.”
CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon menyatakan bahwa konsorsium siap untuk melanjutkan diskusi tentang pendirian perusahaan. Perusahaan tersebut diharapkan akan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium, sehingga konstruksi dapat dimulai pada tahun 2023.
“LG mengapresiasi dukungan dari pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Tanpa dukungan pemerintah, sulit untuk mencapai kesepakatan untuk memulai realisasi proyek ini. Saat ini, kami telah menyelesaikan tahapan sulit dalam negosiasi antar konsorsium, yaitu menetapkan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap tahap rantai pasok. Setelah mencapai kesepakatan tentang struktur saham, kami optimis negosiasi akan lebih lancar, dan kami berharap untuk memulai konstruksi pabrik katoda pada tahun 2023,” jelas Kwon.
Direktur Utama PT Antam, Nico Kanter, juga memberikan dukungan untuk proyek ini. Ia mengatakan bahwa Antam berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dan akan mengakomodasi kebutuhan proyek ini. Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara semua pihak merupakan kunci utama untuk suksesnya mega proyek ini.
Mega proyek ini, senilai US$ 9,8 Miliar atau Rp142 triliun, adalah hasil kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC. Proyek ini melibatkan LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam, dan IBC.
Proyek dimulai dengan pembangunan pabrik sel baterai di Karawang, dengan investasi sebesar US$ 1,1 miliar. Pabrik ini diharapkan akan memproduksi sel baterai sebanyak 10 GWh secara komersial pada April 2024. Investasi proyek akan berlanjut dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor, dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang dimiliki ANTAM di Buli, Halmahera.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor