Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa proses penggabungan antara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh kedua bank tersebut. Penggabungan ini dilakukan untuk mendukung dan memperkuat sektor perbankan, terutama dalam bisnis antarperusahaan (B2B).
Dalam pernyataan tertulis yang dirilis oleh Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, dijelaskan bahwa penggabungan antara Bank Nobu dan Bank MNC harus dilaksanakan dengan baik sesuai rencana yang telah ditetapkan sebagai titik tidak bisa kembali (point of no return), OJK melakukan pemantauan ketat terhadap proses penggabungan ini, termasuk mengawasi daftar tindakan sesuai jadwal penggabungan dan langkah-langkah pengawasan yang diperlukan.
Hingga saat ini, para pemegang saham dan manajemen kedua bank telah melaksanakan beberapa tahap dalam proses penggabungan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Saat ini, mereka sedang dalam tahap menentukan konsultan penilai untuk melanjutkan tahap penggabungan secara hukum.
Salah satu agenda penting dalam proses penggabungan ini adalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 Juni 2023. RUPST Bank Nobu akan membahas persetujuan terhadap Laporan Tahunan, Pengesahan Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Pengurusan Direksi, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, dan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas II Bank Nobu. Sementara itu, agenda RUPST Bank MNC akan menetapkan persetujuan terhadap Laporan Tahunan Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas VIII untuk KPMM (CAR) sebagai cadangan aset produktif, serta laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas IX, Waran Seri IV, dan Waran Seri V Perseroan.
Jika penggabungan kedua bank berhasil, struktur pemegang saham kedua bank akan mengalami perubahan. Berdasarkan laporan terakhir, diperkirakan aset yang dihasilkan dari penggabungan kedua bank mencapai Rp 39,28 triliun, dengan kontribusi Bank Nobu sebesar 57,1% dan Bank MNC sebesar 42,9%.
Bank Nobu saat ini dikendalikan oleh James Riady melalui PT Kharisma Buana Nusantara dengan kepemilikan sebesar 21,73%. Sedangkan, Bank MNC dikendalikan oleh Harry Tanoe melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) dengan kepemilikan sebesar 52,37%.
MNC Bank, yang merupakan anak perusahaan PT MNC Kapital Indonesia Tbk, optimistis dalam mempertahankan kinerja bisnis yang solid di tengah tantangan tahun 2023. MNC Bank juga mencatat peningkatan aset sebesar 23,37% menjadi Rp 16,31 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kredit anak usaha PT MNC Kapital Indonesia Tbk juga mencapai 13,26% (YoY), mencapai Rp 10,04 triliun pada kuartal pertama 2023 dibandingkan dengan Rp 8,86 triliun pada kuartal pertama 2022. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) MNC Bank mengalami pertumbuhan sebesar 13,39% pada kuartal pertama 2023, mencapai Rp 11,82 triliun.
Pertumbuhan DPK ini didukung oleh simpanan dalam bentuk deposito sebesar Rp 8,70 triliun pada kuartal pertama 2023, yang mengalami pertumbuhan sebesar 21,69% (YoY). Simpanan giro dan tabungan juga mengalami peningkatan, masing-masing sebesar Rp 1,00 triliun dan Rp 2,11 triliun pada kuartal pertama tahun ini.