BeritaInvestor.id – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan tambang nikel terkemuka di Indonesia, mengutamakan efisiensi produksi untuk menghadapi volatilitas harga nikel dunia.
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, menegaskan bahwa di tengah fluktuasi harga nikel yang signifikan, kunci untuk bertahan adalah kemampuan perusahaan untuk berkompetisi melalui efisiensi.
“Perubahan harga nikel memang di luar kendali perusahaan. Oleh karena itu, fokus kami adalah bagaimana kami bisa beroperasi secara efisien agar tetap kompetitif di pasar global,” jelas Roy.
Strategi Efisiensi Harita Nickel
Harita Nickel menerapkan berbagai strategi untuk menekan biaya produksi, termasuk:
- Penekanan pada Cost Production: Perusahaan ini fokus pada pengendalian biaya produksi di seluruh rantai nilai, mulai dari penambangan (upstream) hingga pengolahan (midstream).
- Integrasi Vertikal: Harita Nickel mengintegrasikan operasi upstream dan midstreamnya untuk memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan biaya logistik.
- Teknologi Modern: Perusahaan ini menerapkan teknologi modern dalam operasinya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Upaya Menjaga Ketahanan Bisnis
Upaya efisiensi ini diharapkan dapat memberikan buffer bagi Harita Nickel untuk menghadapi fluktuasi harga nikel.
“Dengan efisiensi, kami memiliki cadangan yang cukup untuk menyerap kenaikan atau penurunan harga,” ujar Roy.
Fluktuasi Harga Nikel
Harga nikel memang mengalami fluktuasi yang drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, harga nikel mencapai rekor tertinggi di US$ 100.000 per ton, sebelum kemudian turun ke level US$ 16.000-an per ton.
Harga nikel kembali melonjak pada Mei 2024, menyentuh US$ 21.615 per ton, rekor tertinggi selama setahun terakhir. Namun, saat ini harga nikel kembali turun dan berada di level US$ 16.457 per ton.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor