BeritaInvestor.id – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) resmi masuk menjadi anggota Indeks LQ45 mulai 1 Februari 2024. Hal ini diprediksi akan menjadi katalis positif bagi saham MTEL, yang saat ini diperdagangkan di level Rp680.
Analis Maybank Sekuritas Etta Rusidiana Putra menargetkan saham MTEL bisa menyentuh level Rp950 per saham pada 2024. Katalis utama dari target harga tersebut adalah kinerja fundamental perseroan.
“Kami memperkirakan momentum pertumbuhan MTEL akan terus berlanjut pada 2024, karena perusahaan terus memperluas menara dan rasio sewa jaringan fibernya meningkat menjadi 1,5 kali. Dalam tingkat bunga yang tinggi lingkungan, kami berharap MTEL fokus pada penciptaan nilai dan lebih banyak lagi bijaksana dan strategis dalam ekspansi anorganik,” ungkapnya.
Selain itu, faktor lain yang bisa mendorong kinerja MTEL pada tahun ini adalah peluang penurunan suku bunga. Sebab dengan begitu, Mitratel akan asset yield pada perseroan akan diuntungkan.
Analis JP Morgan Ranjan Sharma mengungkapkan naiknya valuasi Mitratel disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, fundamental bisnis yang memiliki pertumbuhan dari segi organik dan anorganik. Kedua, bisnis Mitratel mendapatkan dukungan dari industri bisnis yang sedang membutuhkan data nirkabel dan kebutuhan jaringan oleh para operator telekomunikasi. Ketiga, MTEL memiliki ruang finansial untuk mendukung pertumbuhan anorganik.
“Kami memperkirakan CAGR FY22-25E sebesar 7% dari segi pendapatan. Kami memperkirakan pertumbuhan didorong oleh kombinasi pertumbuhan menara yang disesuaikan dengan kebutuhan, meningkatnya kolokasi, dan akuisisi anorganik. Persyaratan sewa menara yang menarik oleh Miratel mampu menghasilkan kolokasi yang bertambah. Kami pertahankan peringkat beli,” ungkapnya dalam riset, Kamis (18/1/2024).
Pergerakan investor institusi asing di saham MTEL mulai tampak sejak BEI mengumumkan daftar terbaru konstituen LQ45. Berdasarkan data Bloomberg awal pekan ini, Manulife tercatat melakukan aksi beli sebesar 310.000 saham MTEL. Dengan demikian kepemilikan Manulife atas MTEL menjadi 22,21 juta atau setara dengan 0,03%.
Adapun beberapa waktu sebelumnya, Manulife juga tercatat melakukan aksi borong. Pada pekan lalu, Senin (22/1/2024), perusahaan asuransi ini juga telah membeli saham MTEL sebanyak 17,6 juta saham. Dengan begitu Manulife Financial Corp menggenggam 21,9 juta saham yang setara dengan 0,03%.
Adapun langkah awal lebih dulu dilakukan oleh Blackrock dengan membeli saham Mitratel, tepat sehari sebelum pengumuman konstituen LQ45, Kamis (25/1/2024). Blackrock terpantau memborong 43.100 saham Mitratel sehingga total kepemilikan mencapai 76,01 juta saham yang setara dengan 0,09%.
Jumlah tersebut naik jika dibandingkan dengan data Bloomberg sebelumnya sebesar 75,97 juta saham. Pasalnya Blackrock dilaporkan mengoleksi 44,13 juta saham Mitratel pada Senin (22/1/2024).
Sementara itu, Dimensional Advisory Fund juga melakukan aksi serupa dengan melakukan pembelian sebesar 2,62 juta saham Mitratel pada Jumat (26/1/2024). Dengan begitu total kepemilikan saham Dimensional Advisory Fund naik menjadi 30,6 juta saham.
Pada awal pekan lalu, Senin (22/1/2024), lembaga keuangan itu tercatat membeli 9,63 juta saham. Lembaga keuangan asal USA itu kini memiliki 27,98 juta saham yang setara dengan 0,03% kepemilikan atas saham Mitratel.
Secara umum, masuknya MTEL ke LQ45 diprediksi akan menjadi katalis positif bagi saham MTEL. Investor disarankan untuk mencermati saham MTEL untuk potensi penguatan harga dalam jangka pendek.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor