BeritaInvestor.id – Peringkat Saham Indonesia Diturunkan Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari ‘equal weight’ menjadi ‘underweight’. Ini mencerminkan pandangan yang lebih pesimistis terhadap pasar saham Indonesia. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya return on equity (ROE) emiten domestik akibat kondisi ekonomi yang memburuk. Kurangnya Momentum Pertumbuhan Ahli Strategi Morgan Stanley, Jonathan Garner, menjelaskan bahwa indikator ekonomi terbaru menunjukkan kurangnya momentum pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya siklus belanja modal di Indonesia. “Investasi terhadap PDB diperkirakan stagnan pada tahun 2025, sekitar 29% PDB, dibandingkan rata-rata 32% sebelum pandemi Covid-19. Ini bisa berarti sedikitnya penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan,” kata Garner. Morgan Stanley mengingatkan investor untuk berhati-hati terhadap kemungkinan pembalikan dalam jangka pendek, dan mereka lebih memilih pasar lain di ASEAN daripada Indonesia. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sentimen Negatif Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, mengidentifikasi beberapa faktor yang menciptakan sentimen negatif terhadap pasar saham Indonesia. Pertama, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akibat tekanan suku bunga yang tinggi dari The Fed. “Kebijakan fiskal pemerintah yang belum jelas menimbulkan kekhawatiran di pasar,” jelas Pandhu. Kedua, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi fokus pemerintah Prabowo mengundang pertanyaan mengenai beban anggaran negara. Ketiga, harga komoditas yang turun berdampak buruk pada kinerja ekspor Indonesia, sementara daya beli masyarakat yang lemah belum mampu meningkatkan konsumsi domestik. Pentingnya Kebijakan Ekonomi yang Positif Untuk memperbaiki sentimen ini, pemerintah harus menunjukkan dampak positif dari kebijakan ekonominya. Pandhu menekankan belanja negara sebaiknya lebih fokus pada investasi produktif daripada program konsumsi. “Danantara diharapkan menjadi instrumen investasi yang efektif, namun pasar masih skeptis,” katanya. Selain itu, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan hilirisasi sebagai pendorong utama pertumbuhan. Lebih banyak usaha diperlukan untuk menarik investasi asing agar perusahaan global mau berinvestasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.