BeritaInvestor.id – Pemerintah dilaporkan sedang mempertimbangkan moratorium atau pencabutan insentif bagi proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) baru yang menghasilkan nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik (EV). Kebijakan serupa telah diterapkan pada proyek nikel kelas dua atau nickel pig iron (NPI), yang digunakan sebagai bahan baku baja nirkarat (stainless steel/SS).
Berdasarkan riset dari Macquarie, kebijakan ini akan menguntungkan tiga pemain besar yang sudah mengoperasikan dan berencana membangun proyek HPAL, yaitu PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM). Menurut Macquarie, kebijakan ini akan membatasi pertumbuhan pasokan nikel kelas 1 ke pasar global, yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan harga nikel. “Kebijakan itu akan membuat pertumbuhan pasokan nikel kelas 1 berkurang, sehingga bisa mendongkrak harga,” tulis Macquarie, seperti dikutip pada Jumat, 20 September 2024.
Fasilitas HPAL dan Pengolahan Nikel
Fasilitas HPAL memanfaatkan bijih nikel kadar rendah limonit yang diolah menjadi mixed hydroxide precipitate (MHP), yang mengandung nikel dan kobalt. MHP kemudian dimurnikan menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang digunakan sebagai material utama dalam kutub positif baterai EV. Harita Nickel menjadi emiten pertama yang mengoperasikan fasilitas HPAL, sementara Merdeka Battery Materials dan Harum Energy masih dalam tahap pembangunan.
Prospek Harga Nikel
Macquarie mencatat adanya disrupsi dalam pasokan bijih nikel dari Indonesia dan New Caledonia, yang menyebabkan kenaikan biaya produksi NPI di China dan Indonesia. Tren ini diperkirakan akan mendorong harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) ke kisaran US$ 16-17 ribu per ton.
Namun, pasar saat ini masih mencemaskan penurunan permintaan nikel di sektor baterai, terutama akibat penurunan penjualan mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicles/BEV) di Eropa dan Amerika Utara—dua kawasan utama pengguna baterai EV berbasis nikel. Proyeksi penjualan baterai nikel untuk BEV sudah dipangkas secara signifikan oleh beberapa lembaga.
Meskipun demikian, Macquarie melihat adanya potensi kenaikan harga nikel yang dipicu oleh gap antara suplai dan permintaan bijih serta kenaikan biaya produksi NPI. Dalam rekomendasinya, Macquarie menempatkan saham HRUM di posisi teratas, diikuti oleh NCKL, MBMA, ANTM, INCO, MDKA, dan HILL.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor