Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Moratorium Proyek HPAL Baru, Tiga Pemain Nikel Besar Diproyeksikan Mendapat Keuntungan

by Tim Redaksi
20, September, 2024
in Ekonomi
0
Moratorium Proyek HPAL Baru, Tiga Pemain Nikel Besar Diproyeksikan Mendapat Keuntungan
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Pemerintah dilaporkan sedang mempertimbangkan moratorium atau pencabutan insentif bagi proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) baru yang menghasilkan nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik (EV). Kebijakan serupa telah diterapkan pada proyek nikel kelas dua atau nickel pig iron (NPI), yang digunakan sebagai bahan baku baja nirkarat (stainless steel/SS).

Berdasarkan riset dari Macquarie, kebijakan ini akan menguntungkan tiga pemain besar yang sudah mengoperasikan dan berencana membangun proyek HPAL, yaitu PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM). Menurut Macquarie, kebijakan ini akan membatasi pertumbuhan pasokan nikel kelas 1 ke pasar global, yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan harga nikel. “Kebijakan itu akan membuat pertumbuhan pasokan nikel kelas 1 berkurang, sehingga bisa mendongkrak harga,” tulis Macquarie, seperti dikutip pada Jumat, 20 September 2024.

Fasilitas HPAL dan Pengolahan Nikel

Fasilitas HPAL memanfaatkan bijih nikel kadar rendah limonit yang diolah menjadi mixed hydroxide precipitate (MHP), yang mengandung nikel dan kobalt. MHP kemudian dimurnikan menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang digunakan sebagai material utama dalam kutub positif baterai EV. Harita Nickel menjadi emiten pertama yang mengoperasikan fasilitas HPAL, sementara Merdeka Battery Materials dan Harum Energy masih dalam tahap pembangunan.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Prospek Harga Nikel

Macquarie mencatat adanya disrupsi dalam pasokan bijih nikel dari Indonesia dan New Caledonia, yang menyebabkan kenaikan biaya produksi NPI di China dan Indonesia. Tren ini diperkirakan akan mendorong harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) ke kisaran US$ 16-17 ribu per ton.

Namun, pasar saat ini masih mencemaskan penurunan permintaan nikel di sektor baterai, terutama akibat penurunan penjualan mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicles/BEV) di Eropa dan Amerika Utara—dua kawasan utama pengguna baterai EV berbasis nikel. Proyeksi penjualan baterai nikel untuk BEV sudah dipangkas secara signifikan oleh beberapa lembaga.

Meskipun demikian, Macquarie melihat adanya potensi kenaikan harga nikel yang dipicu oleh gap antara suplai dan permintaan bijih serta kenaikan biaya produksi NPI. Dalam rekomendasinya, Macquarie menempatkan saham HRUM di posisi teratas, diikuti oleh NCKL, MBMA, ANTM, INCO, MDKA, dan HILL.

 

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: Baterai EVHarga NikelHarita NickelHRUMMerdeka Battery MaterialsMoratorium HPALNikelProyek Nikel
Previous Post

WIKA Bisa Bernapas Lega Setelah Wijaya Karya Realty Bebas dari PKPU

Next Post

Anak Usaha PTMP Mau IPO, PTMR Targetkan Dana Rp58,73 Miliar

Next Post
PTMP Resmi Masuk LQ45, Sahamnya Melonjak 14,15%

Anak Usaha PTMP Mau IPO, PTMR Targetkan Dana Rp58,73 Miliar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor