BeritaInvestor.id – Kasus peretasan media sosial kembali terjadi, kali ini menimpa Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), Lani Darmawan. Akun WhatsApp pribadinya diretas pada Minggu (16/2/2025) dan digunakan oleh pelaku untuk meminta transfer uang senilai Rp20 juta ke rekening atas nama Herawati di Bank BRI (BBRI).
Tidak hanya itu, peretas juga mengirimkan tautan undangan pernikahan dalam bentuk file APK, yang merupakan modus phishing. CIMB Niaga telah meminta rekan-rekan media untuk mengabaikan pesan tersebut, tetapi hingga pukul 19.00 WIB, akun WhatsApp tersebut masih aktif mengirim pesan mencurigakan.
Bagaimana Peretasan Ini Bisa Terjadi?
Menurut Pengamat Keamanan Siber, Alfons Tanujaya, kemungkinan besar peretasan terjadi karena akun WhatsApp Lani tidak mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah (two-step verification).
🔹 Two-step verification melindungi akun dengan kode PIN 6 digit tambahan, sehingga meskipun akun berhasil dibajak, peretas tetap tidak dapat mengakses WhatsApp sepenuhnya.
“Ini mirip seperti PIN ATM. Jika fitur ini diaktifkan, akun tetap aman meskipun terjadi peretasan,” ujar Alfons kepada CNBC Indonesia.
🔹 Kurangnya literasi digital dan kesadaran keamanan siber juga menjadi faktor utama mengapa kasus seperti ini masih sering terjadi.
Tips Melindungi Akun WhatsApp & Media Sosial dari Peretasan
Menurut Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengamankan akun media sosial:
🔒 Keamanan Dasar
✅ Aktifkan two-step verification di WhatsApp
✅ Nonaktifkan fitur Last Seen & Read Receipt untuk mengurangi risiko pelacakan aktivitas
✅ Gunakan disappearing mode untuk melindungi percakapan sensitif
🛡️ Keamanan Lanjutan
✅ Pisahkan akun pribadi & bisnis untuk meminimalkan risiko peretasan
✅ Hindari klik tautan mencurigakan atau mengunduh file dari sumber tidak dikenal
✅ Selalu unduh & update aplikasi dari sumber resmi (Google Play/App Store)
✅ Gunakan antivirus & VPN saat terpaksa mengakses internet publik
✅ Manfaatkan eSIM agar nomor tidak mudah di-cloning oleh hacker
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor