BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah naik ke level US$ 77 pada Selasa pagi (13/2/2024). Kenaikan ini dipicu oleh ketidakpastian mengenai laju potensi pemangkasan suku bunga AS yang dapat mempengaruhi permintaan bahan bakar. Di sisi lain, kekhawatiran tentang ketegangan di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan minyak mentah juga mendorong kenaikan harga.
Faktor Pendukung Kenaikan Harga:
- Ketidakpastian mengenai suku bunga AS: Investor khawatir bahwa The Fed akan menunda pemangkasan suku bunga, yang dapat menekan permintaan minyak.
- Ketegangan di Timur Tengah: Serangan Houthi di Yaman dan ketegangan Israel-Palestina meningkatkan risiko eskalasi geopolitik dan mengganggu pasokan minyak.
Faktor Penekan Harga:
- Keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi: OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari pada bulan Desember 2023.
- Transisi energi: Arab Saudi menyatakan bahwa transisi energi menjadi alasan di balik keputusan kerajaan untuk menghentikan rencana perluasan kapasitas minyaknya.
Analisis Teknis:
- Harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 84,5 per barel.
- Jika terdapat katalis negatif, harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 77,5 per barel.
Harga minyak mentah masih akan berfluktuasi dalam beberapa waktu ke depan. Investor perlu mencermati perkembangan terbaru mengenai suku bunga AS, situasi di Timur Tengah, dan kebijakan OPEC+.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor