BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia terus menguat saat pembukaan perdagangan Senin (18/9/2023), melanjutkan tren penguatan yang telah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Pada hari ini, harga minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) membuka perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,47% dan berada di posisi US$91,2 per barel. Demikian juga, minyak mentah brent membuka perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,37%, mencapai posisi US$94,28 per barel.
Pada penutupan perdagangan Jumat (15/9/2023), harga minyak WTI mengalami kenaikan sebesar 0,68% ke posisi US$90,77 per barel, sementara minyak brent ditutup naik 0,25% menjadi US$93,93 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah ini terus berlanjut sejak Arab Saudi dan Rusia mengumumkan perpanjangan pengurangan pasokan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun 2023.
Dari sisi importir minyak terbesar, yaitu China, data pengolahan minyak mentah dan impor yang kuat pada bulan Agustus telah memberikan gambaran positif tentang permintaan minyak di negara tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan jumlah minyak yang masuk ke dalam persediaan juga menjadi faktor penting. Pada bulan Agustus, China menambahkan sekitar 1,32 juta barel per hari ke cadangan minyak mentah komersial dan strategis, mengubah tren penurunan persediaan yang terjadi pada bulan Juli.
Meskipun bulan Juli mencatat penurunan persediaan karena penyulingan minyak melebihi impor dan produksi dalam negeri, bulan Agustus melihat impor minyak mentah yang tinggi dan produksi dalam negeri yang stabil.
Pabrik penyulingan China mencapai total 64,69 juta metrik ton pada bulan Juli, setara dengan 15,23 juta barel per hari. Jumlah ini meningkat 19,6% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Impor minyak mentah mencapai 12,43 juta barel per hari pada bulan Agustus, meningkat 20,9% dari bulan Juli dan 30,9% dari bulan Agustus tahun sebelumnya. Dengan demikian, total minyak mentah yang tersedia untuk penyulingan mencapai 16,55 juta barel per hari.
Penurunan pengolahan sebesar 15,23 juta barel per hari meninggalkan surplus sebesar 1,32 juta barel per hari yang dialirkan ke tangki penyimpanan.
Selama delapan bulan pertama tahun 2023, China telah menambahkan sekitar 810.000 barel per hari ke dalam persediaannya, atau total sekitar 197 juta barel. Dengan surplus tersebut, China memiliki potensi untuk menurunkan impor sekitar 1,61 juta barel per hari selama empat bulan terakhir tahun 2023.
Hal ini dapat berdampak pada penurunan harga minyak dunia karena menurunnya permintaan dari importir minyak terbesar di dunia, yaitu China.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.