BeritaInvestor.id – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) terancam delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai langkah untuk memenuhi salah satu syarat delisting, pemegang saham pengendali META, PT Metro Pacific Tollways Indonesia, akan melakukan tender offer atas saham publik META.
PT Metro Pacific Tollways Indonesia akan menawarkan harga Rp322 per lembar saham, lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian META dalam tiga bulan terakhir. Jika semua investor publik mengikuti tender offer, maka pengendali META harus mengeluarkan dana Rp968 miliar.
Selain itu, anak usaha Sarana Multi Infrastruktur yakni Indonesia Infrastructure Finance masih menyimpan sebanyak 1.483.067.500 lembar saham atau 8,37 persen porsi saham META. Jika anak usaha BUMN ini mengikuti tender offer maka grup Salim harus merogoh tambahan dana sekurang-kurangnya Rp477,5 miliar.
Direktur Utama META, Muhammad Ramdani Basri, mengatakan bahwa perseroan akan mempertimbangkan untuk kembali masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atau relisting pasca memutuskan akan hengkang dari bursa alias delisting.
“Ini akan kami catat dan evaluasi, kami akan pikirkan, ini suatu ide yang bagus,” kata Ramdani dalam paparan publik secara daring pada Kamis (23/11/2023).
Sebagaimana diketahui, perseroan akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk melakukan voluntary delisting atau privatisasi. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Desember 2023 mendatang.
META memilih opsi voluntary delisting berdasarkan sejumlah alasan yaitu, perseroan mengalami kerugian berturut-turut pada periode per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023. Perseroan juga mengakui tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal sejak aksi korporasi dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dilakukan pada 2010 dan 2018.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor