BeritaInvestor.id – Industri perfilman Indonesia merupakan ekosistem yang kuat dengan dukungan dari ribuan tenaga kerja dan berbagai bidang usaha. Per tahun 2019, sekitar 51,7 juta penonton telah menyaksikan 129 film Indonesia, menempatkan Indonesia di antara 10 besar pasar film di dunia.
Bioskop sebagai pasar utama menyumbang lebih dari 85% dari pemasukan eksibisi, sementara sisanya berasal dari pasar digital, video on demand, dan televisi. Namun, pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan penutupan bioskop menjadi ancaman serius bagi seluruh subsektor perfilman Indonesia.
Sejak Daftar Investasi Negatif dicabut oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016, jumlah penonton di bioskop mengalami peningkatan sebesar 20% sejak tahun 2016, dengan 37,2 juta penonton untuk 116 film. Perfilman Indonesia juga telah mengirimkan setidaknya 40 film untuk berpartisipasi dan berkompetisi di berbagai festival film internasional terkenal seperti Cannes, Venice, Berlinale, TIFF, Vancouver, Busan, dan lainnya. Prestasi tahun 2021 menjadi kebanggaan Indonesia dengan beberapa film meraih penghargaan bergengsi, seperti “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” yang mendapatkan Golden Leopard di Locarno, dan “Yuni” yang meraih penghargaan Prize Winner di TIFF (Toronto International Film Festival).
Perkembangan ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah produksi film maupun dari sisi peminatnya. Di Indonesia, film pertama kali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). Pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukan film pertama digelar di Tanah Abang. Sebuah film mengenai dokumenter yang menggambarkan perjalanan seorang Ratu dan Raja Belanda di Den Haag.
Pada tahun 1990-an industry perfilman Indonesia sempat mengalami kondisi naik turun dan sempat mengalami titik rendahnya. Memasuki tahun 2000-an industry perfilman Indonesia mulai bangkit dan mulai menanjak pelan-pelan. Ketika industri perfilman Indonesia semakin menanjak naik untuk menuju ke puncak kegemilangan, ini artinya respons dari masyarakat Indonesia sangatlah baik. Hal itu terbukti dari film-film Indonesia yang mampu merajai bioskop yang ada di setiap kota Indonesia.
Mulai dari film percintaan, film horror, dan film action yang digarap dengan serius semakin menjadikan perfilman Indonesia kuat di para para penonton localnya. Bahkan perfilman Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional demi membuktikan kalau sineas Indonesia bisa membuat film yang berkualitas. Dan setiap bulannya, film Indonesia terbaru selalu muncul di bioskop dengan itu juga membawa satu efek positif lagi yaitu dengan munculnya aktris dan actor yang berbakat. Mereka berhasil terus memperhatikan perfume mereka di setiap film yang mereka bintangi, bahkan mereka juga menjadi lebih hebat lagi. Aktris dan actor yang berbakat ini tidak pernah berhenti memberikan persembahan terbaik mereka kepada para penonton.
Perfilman di Indonesia pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Nampak terlihat film-film lokal Indonesia mulai berani bersaing di studio studio bioskop terlihat jelas anak anak muda mulai melirik film Indonesia kembali. Hal ini mendorong para sineas – sineas untuk berkarya. seiring dengan pesatnya minat penonton terhadap industri – industri perfilman di Indonesia. Keyakinan perkembangan industri perfilman memiliki pangsa pasar yang sangat potensial dan bisa menembus pasar bioskop local, nasional bahkan internasional. Selain itu industrinya, film dalam latar lokasi atau tempat dapat menarik perhatian, karena berkaitan dengan unsur budaya Indonesia yang masih sangat kuat.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor