BeritaInvestor.id – Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50 persen dalam pertemuan terbarunya pada bulan Mei 2024. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan beberapa faktor, di antaranya:
- Tingkat inflasi: Meskipun inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda penurunan dari puncaknya pada tahun 2023, tingkat inflasi masih jauh di atas target The Fed yaitu 2 persen. Pada Maret 2024, inflasi AS mencapai 3,5 persen, naik dari 3,2 persen pada Februari 2024. The Fed masih ingin melihat penurunan inflasi yang lebih signifikan sebelum menaikkan suku bunga.
- Kondisi ekonomi: The Fed masih menilai kondisi ekonomi AS dengan cermat. Meskipun pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda kekuatan, ada kekhawatiran tentang potensi perlambatan ekonomi di masa depan. The Fed ingin memastikan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan memperburuk kondisi ekonomi.
- Ketidakpastian global: Situasi global yang tidak pasti, seperti perang di Ukraina dan kenaikan harga energi, juga menjadi faktor pertimbangan The Fed. The Fed ingin menghindari langkah-langkah yang dapat memperparah ketidakpastian dan berdampak negatif pada ekonomi global.
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga disambut positif oleh pasar keuangan. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 500 poin setelah pernyataan The Fed. Investor senang bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat, yang dapat membantu merangsang pertumbuhan ekonomi.
Namun, beberapa ekonom memperingatkan bahwa The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga di masa depan jika inflasi tidak turun secara signifikan. Mereka juga khawatir bahwa mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang lama dapat menyebabkan gelembung aset dan masalah ekonomi lainnya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor