PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan peringkat idAA- untuk rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan V PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan nilai maksimum Rp5,0 triliun. Tahap pertama penerbitan direncanakan sebesar Rp1,0 triliun, dan dana yang diperoleh akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang (debt refinancing).
Pefindo juga mengonfirmasi peringkat idAA- untuk MEDC dan obligasi yang telah beredar. Prospek peringkat perusahaan ini stabil. Peringkat tersebut mencerminkan diversifikasi aset MEDC, proporsi pendapatan yang signifikan dari gas dengan harga tetap yang memberikan visibilitas terhadap arus kas, dan manajemen operasional yang baik.
Namun, peringkat MEDC terbatas oleh profil keuangan yang moderat dan risiko yang terkait dengan sektor komoditas serta paparan terhadap risiko transisi energi.
[tv-chart symbol=”IDX:MEDC” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Peringkat dapat ditingkatkan jika perusahaan secara berkelanjutan melakukan upaya pengurangan utang (deleveraging) yang akan menghasilkan profil keuangan yang lebih konservatif. Hal ini perlu didukung oleh usaha untuk meningkatkan umur cadangan sambil mempertahankan leverage keuangan (di luar segmen pembangkit listrik) di bawah 2x.
Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika perusahaan berutang lebih tinggi dari yang diproyeksikan tanpa diimbangi dengan penguatan profil bisnis, yang akan melemahkan profil keuangan secara berkelanjutan. Peringkat juga dapat terkendala jika harga komoditas berada jauh di bawah nilai yang telah diantisipasi, yang berpotensi berdampak negatif pada pendapatan dan profitabilitas perusahaan.
MEDC adalah perusahaan terbuka yang bergerak di sektor energi dan sumber daya alam yang terintegrasi, dengan tiga bisnis utama, yaitu kegiatan eksplorasi dan produksi (E&P) di Indonesia, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tenggara; pembangkit listrik; dan pertambangan. Sekitar 88,7% dari pendapatan MEDC berasal dari bisnis minyak dan gas, diikuti oleh pendapatan dari sektor pembangkit listrik sebesar 4,9%, perdagangan sebesar 6,0%, dan sektor lainnya sebesar 0,3%.
Pada akhir tahun 2022, pemegang saham MEDC terdiri dari PT Medco Daya Abadi Lestari (51,72%), Diamond Bridge Pte Ltd (21,56%), PT Kalibiru Lestari Bersama (2,63%), PT Medco Duta (0,12%), manajemen (0,66%), dan publik (23,31%).