BeritaInvestor.id – Pagi ini, pada pukul 09:23 WIB, Terjadi sebuah transaksi negosiasi yang PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatatkan transaksi senilai 1,1 triliun rupiah, dengan harga saham sebesar Rp 795 per lembar. Total lot yang ditransaksikan mencapai 1,500,000,000 lembar. Meskipun demikian, aksi tersebut masih menyisakan tanda tanya besar di kalangan investor.
MBMA yang baru-baru ini menandatangani nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Korea Development Bank (KDB). Melalui kesepakatan ini, kedua pihak, yaitu Pemerintah Korea dan Indonesia, berkomitmen untuk memperdalam kerja sama bilateral dalam penggunaan sumber daya mineral utama, rantai pasok bahan baku baterai, dan industri-industri terkait.
Penandatanganan nota kesepakatan antara KDB dan MBMA berlangsung di sela-sela pertemuan industri baterai sekunder Korea-Indonesia di Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Chairman Korea Development Bank, Kang Seok-hoon, dan Komisaris Utama MBMA, Edwin Soeryadjaya. Dalam pernyataan tertulisnya, KDB menyatakan bahwa mereka akan mendukung perusahaan-perusahaan Korea dalam mengamankan pasokan nikel jangka panjang dari Indonesia dan memfasilitasi sejumlah kerja sama antara perusahaan-perusahaan Korea dan MBMA.
MBMA, sebagai perusahaan publik, berfokus pada operasi tambang nikel dan smelter yang digunakan untuk memproduksi baterai sekunder. Dengan kerja sama ini, KDB akan berperan sebagai agen utama dalam mengembangkan kerja sama ekonomi antara perusahaan-perusahaan Korea dan Indonesia, menciptakan ekosistem industri baterai sekunder yang berkelanjutan di kedua negara dalam jangka panjang.
Saat ini, MBMA tengah membangun pabrik baterai terintegrasi yang berlokasi di tambang nikel mereka. Proyek ini diharapkan selesai pada tahun 2025. Direktur MBMA, Andrew Starkey, mengungkapkan, “Proyek utama kami adalah pengembangan pabrik baterai dalam konsesi penambangan kami,” dalam acara Nickel Conference 2023 yang digelar di Jakarta pada tanggal 25 Juli.
Pabrik baterai ini akan menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan kapasitas 60.000 ton, dan pembangunannya membutuhkan investasi sekitar US$ 1,28 miliar. Ketika beroperasi, pabrik baterai ini diharapkan akan memberikan kontribusi sekitar 25% terhadap EBITDA perusahaan, menandai langkah besar dalam mengukuhkan posisi MBMA sebagai pemimpin industri baterai sekunder. Dengan kerja sama strategisnya dengan KDB dan komitmennya terhadap inovasi, MBMA siap menghadapi masa depan industri baterai yang penuh potensi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor