BeritaInvestor.id – Tren belanja masyarakat Indonesia semakin bergeser dengan popularitas sistem Buy Now Pay Later (BNPL) yang kian meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan melalui BNPL kini tumbuh lebih pesat dibandingkan dengan kartu kredit, mencerminkan perubahan signifikan dalam preferensi konsumen dalam bertransaksi.
Pertumbuhan Pesat BNPL
Menurut Yohanes Arts Abimanyu, Direktur Utama Pefindo Biro Kredit, total portofolio pinjaman kredit BNPL tercatat mencapai Rp 30,14 triliun pada Juni 2024, meningkat sebesar 19,7% secara year on year (yoy). Meski ada indikasi pelemahan daya beli masyarakat, produk BNPL tetap menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dengan peningkatan bulanan sebesar 3,64% pada April 2024 dan 0,72% pada Mei 2024.
“Secara tahunan, pertumbuhan BNPL jauh melampaui pertumbuhan kartu kredit yang hanya mencapai 12,18%,” ujar Yohanes kepada CNBC Indonesia.
Disrupsi Terhadap Kartu Kredit
Kehadiran BNPL menjadi disrupsi besar bagi industri kartu kredit yang telah beroperasi selama hampir 40 tahun di Indonesia. BNPL, yang baru lahir sekitar enam tahun lalu, menawarkan model bisnis yang mirip dengan kartu kredit, tetapi dengan kemudahan akses berkat teknologi yang lebih canggih. Pengguna BNPL tidak memerlukan kartu fisik untuk bertransaksi, dan proses seleksi debiturnya tidak seketat kartu kredit.
Namun, meski lebih mudah diakses, BNPL memiliki keterbatasan dalam opsi penggunaannya dibandingkan dengan kartu kredit. Meski demikian, popularitas BNPL terus meningkat, dan kini tidak hanya didominasi oleh perusahaan fintech, tetapi juga oleh bank-bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Pertumbuhan BNPL di Perbankan
Dari segi penyaluran, bank-bank umum kini semakin agresif dalam menyalurkan produk BNPL dibandingkan dengan fintech. Penyaluran BNPL oleh bank meningkat tajam dari Rp 3,94 triliun pada Juni 2023 menjadi Rp 6,63 triliun pada Juni 2024, atau tumbuh 68,45%. Sebaliknya, penyaluran BNPL oleh fintech hanya tumbuh 11,35% secara yoy, dari Rp 6,53 triliun pada Juni 2023 menjadi Rp 7,27 triliun pada Juni 2024.
Pengguna BNPL yang Terus Bertambah
Dari sisi pengguna, data Idscore mencatat bahwa pada paruh pertama 2024, jumlah pengguna BNPL mencapai 14,37 juta akun, meningkat 9,35% secara yoy. Rata-rata setiap debitur memiliki hingga tiga kontrak aktif, menunjukkan bahwa satu pengguna BNPL dapat meminjam hingga tiga kali dalam setiap transaksi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor